CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 30 Oktober 2010

♥♫♥♫♥♫♥♥♫ Kalau TUHAN itu Baik, Kenapa ??? ♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥

Ini kisah nyata..kisah seorang gadis Melayu, beragama Islam, tapi dangkal
pengetahuan tentang agama. Ceritanya begini, di sebuah negeri yang
melaksanakan dasar 'Membangun Bersama Islam', kerap kali pihak pemimpin
mengadakan pemeriksakan dadakan untuk memastikan para pekerja di perusahaan berkenan menutup aurot (berjilbab)

Saya kurang tau berapa jumlah denda yang
dikenakan sekiranya didapati melakukan kesalahan, tapi selalunya mereka
akan diberi amaran bagi kesalahan pertama, dan didenda jika didapati
masih enggan mematuhi garis panduan yang ditetapkan. biasanya dalam
setiap operasi seperti inii, seorang ustaz ditugaskan bersama dengan para
pegawai pihak pemimpin perusahaan setempat. Tugasnya adalah untuk menyampaikan
nasihat, kerana hukuman dan denda semata-mata tidak
mampu memberi kesan yang mendalam.

Dalam
satu insiden, ketika operasi yang dijalankan sekitar 2005 orang, ada seorang
gadis yang bekerja di salah satu ruko di Pasaraya
Billion telah didapati melakukan kesalahan tidak menutup aurat. Maka
dia pun kena denda ...setelah surat wewenang dihulurkan oleh pegawai
PBT, ustazd ni pun langsung menasihati, "..lepas ni diharap saudari insaf
dan dapat mematuhi peraturan..peraturan ni bukan semata-mata peraturan
majlis perbandaran, tapi menutup aurat ni termasuk perintah Allah.
Ringkasnya, kalau taat segala perintahNya, pasti Dia akan membalas
dengan nikmat di syurga..kalau durhaka tidak mau mematuhi perintahNya,
takut nanti tak sempat bertaubat, bakal mendapat azab di neraka Allah.
Tuhan Maha Penyayang, Dia sendiri tak mau kita campakkan diri ke dalam
neraka..."

Gadis tersebut yang dari awal hanya diam saja,
tiba-tiba membentak "Kalau Tuhan itu betul-betul baik, kenapa Dia menciptakan
neraka? Kenapa tak hanya sediakan syurga ja?seperti itukah Tuhan Maha
Penyayang?" Mungkin dari tadi dia dah panas telinga, tak tahan dengar
nasihat ustazd itu..dan hati sebel karna denda yang disebabkan dia tak berjilbab.

Ustazd tu terdiam sejenak. Bahaya anak ni, Kalau
dibiarkan boleh rusak akidah dia. Setelah gadis itu selesai dengan celotehannya,
ustazd tu pun jawab:
"Dik, kalau Tuhan tidak menciptakan neraka, saya gak jadi
ustazd.se sen pun saya gak minta bayaran sekarang. lebih baik saya jadi bandar judi,
atau mengadu ayam.. hidup senang, setelah mati pun tak cemas sebab ada jaminan
masuk syurga. Mungkin kamu ni pun boleh aja saya culik dan jual jadi
pelacur dan Kalau kamu mau lari, saya bunuh ja. gak papa , sebab neraka gak
ada. Nanti kita berdua jumpa lagi di syurga..Kan Tuhan tu baik?"

Gadis tu terkejut mendengar ucapan ustazd tu? dan dengan muka penuh tanda tanya, ustazd tu pun menjelaskan:
"perkara
seperti itu tadi akan berlaku kalau Tuhan hanya menyediakan syurga. Orang baik,
orang jahat, semua masuk syurga..maka apa gunanya jadi orang baik? Jadi
orang jahat lebih seneng. Manusia tak perlu lagi diuji sebab semua
orang akan 'lulus' percuma. Pembunuh akan bertemu dengan orang yang dibunuh
dalam syurga..pemerkosa akan bertemu lagi dengan korbannyal di
syurga.setelah itu dia bisa aja memperkosa lagi kalou dia mau..gak ada siapapun yang
terima hukuman. Sebab Tuhan itu 'baik'. Adakah Tuhan seperti ni yang kita
mau? kamu merasa adilkah seperti itu?"; tanya ustazd.

"Ah..mana adil seperti tu. Orang jahat takkan la terlepas begitu saja.." rungut si gadis.

Ustaz tersenyum dan menambah i lagi:
"Bila Tuhan tak adil, boleh dianggap baik gak?"

Gadis tu terdiam.

Ustaz mengakhiri kata-katanya:
"Adik,
saya kasih nasihat ni karna kasih sesama umat Islam. Allah itu Maha
Penyayang, tapi Dia juga Maha Adil. Sebab tu neraka perlu wujud. Untuk
menghukum hamba-hambaNya yang durhaka, yang menzdalimi diri sendiri dan
juga orang lain. Saya rasa kamu dah faham sekarang. Kita sedang diuji
di atas dunia ni. Jasad kita bahkan segala-galanya milik Allah, maka
bukan HAK kita untuk berpakaian sesuka hati kita. Ingatlah; semuanya
dipinjamkan olehNya, sebagai amanah dan ujian..semoga kita dapat
bersabar dalam mentaati segala perintahNya, untuk kebaikan diri kita
juga. Assalamu'alaikum. "


Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nuur 24:31)

Bila kau memandang segalanya dari Tuhanmu,
yang menciptakan segalanya,
yang menimpakan ujian,
yang menjadikan sakit hatimu,
yang membuatkan keinginanmu terhalang
serta menyusahkan hidupmu,
pasti akan damailah hatimu,
kerana Allah tidak munkin sengaja
mentaqdirkan segalanya untuk sesuatu yang sia2.

Bukan Allah tidak tahu,
derita hidupmu,
retaknya hatimu,
tapi,
mungkin itulah yang Dia maukan,
kerana Dia tahu,
hati yang seperti inilah selalunya
lebih lembut dan mudah
untuk akrab dan dekat
denganNya.
[hiwar li ukhuwah]

•❤•.❀ Indah Pada Waktunya ❀.•❤• .


 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . •❤•.❀.ƸӜƷ.❀.•❤•  . . . . . . .  . . . . . . .. . . . . . . . .


“Sur, … gimana kalau pada akhirnya kita tak dapat menyatu seperti yang kita impikan?” tanyaku pada Surya malam itu ditelpon.
Dah 8bulan kami kenal, meski samudra yang menjadi penghalang tapi hal itu tak menjadi penghalang benih benih rasa kasih menjadi cinta antara kami. Tepatnya awal february kami kenalan, lewat jejaring sosial fb kami saling tegur sapa.

yah .. “Tresno jalaran soko kulino” munkin itulah istilah yang tepat tuk kami, dari sekedar menyapa yang akhirnya jadi terbiasa kemudian berbuah cinta.
“Lus, percaya kita pasti bisa bersama nanti”
Lirih Surya terasa berat
“aku ingin akhir yang indah, bukan yang menyakitkan, aku ingin kau yang menjadi pendampingku nanti, kita berdoa tapi dibarengi usaha juga ya lus, aku butuh semangatmu”.

kata Surya menyemangatiku

Berat memang jika kita diharuskan untuk memilih antara cinta dan orangtua. Aku  yang tlah dijodohkan oleh orangtuaku mau tidak mau harus tetap menuruti keing!nan mereka. Aku gak ingin jadi anak durhaka karna lebih memilih cinta. Aku ingin membahagiakan orangtuaku meski hatipun harus kukorbankan. 

Dan untuk membuktikan  itu  aku pun rela kembali ketanah air karna kebetulan kontrak kerjaku juga dah habis. Yah, selama 3 thun ini aku kerja di negaranya andy lau tuk belajar hidup mandiri. Dan alhamdulillah nasib baik berpihak kepadaku, aku mempunyai bos yang sangat baik, yang menghormatiku sebagai seorang muslimah dan aku juga punya banyak waktu tuk mendalami islam lewat internet dengan sering bertukar pikiran ato tanya sama yang udah ahlinya. termasuk Surya....

“… Ya Alloh ya Robbi … Dzat pemilik jiwa dan raga ini,
Hanya Engkau yang tau mana yang paling baik tuk hambaNya, dan hamba yakin apa yang tlah kou takdirkan untukku adalah yang terbaik untukku, maka berilah hamba ketabahan dan kesabaran untuk menghadapi ujian dari Mu.
Amiin … ” Itulah doa yang kupanjatkan diakhir sholat malamku. Dengan
Suara yang parau dan air mata yang meleleh dipipi tuk menuangkan galau dihati.
yach ,,, aku gelisah banget.

“Derrr … derrr … derrr”
Bergetar benda mungil kepunyaanku.
“halo assalamualaykum …”
“wa alaykumsalam, belum tidur Lus?”
Yang ternyata si Surya yang tengah malam telphon.
“Ada apa Sur tengah malam telpon ?”
“Lus, apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu tuk memilih pulang dan menikah dengan laki-laki pilihan orangtuamu?”

“insyaalloh,
Sur, ini memang berat untuk kita tapi kita bisa apa ?, kamu tau kan aku ingin jadi anak berbakti dengan menuhi segala keinginan orangtuaku”

“Tapi lus … ”
Selanya,

“Sur, kalau kita memang jodoh apapun yang terjadi dan dimanapun kita pasti bisa bersatu. Alloh tidak tidur dan Dia Maha Mengetahui, jadi pasrahkanlah semuanya kepadaNya, aku yakin kamu bisa Sur”

“Ya … semoga,
Hanya doa yang bisa merubah takdir.
Terus besuk kamu jadi terbang lus ?”

“Hu um … ”
Jawab ku tanpa semangat.

“Hati-hati ya lus,
Semoga selamat sampe tujuan dan apapun yang terjadi nanti kamu harus ngabarin aku,
Meski itu hal terburuk sekalipun”
“Dah malem,
Aku pamit dulu ya Lus, met istirahat aja. Assalamualaykum”

“Kamu juga, wa alaykumsalam”

Klik … telpon pun berakhir dan itupun telpon yang terakhir buat kami,
“Ya Alloh, kuatkan hambaMu ini”
  
2 bulan kemudian …
“Nduk, kamu dah mantabkan tuk menikah ma si wahyu ?”
Tanya bapak disore itu.
“insyaalloh pak, yang terpenting ibu ma bapak seneng, Lusy juga ikut seneng”

...“Pak lek, udah jam 9 kok dari pihak wahyu belum dateng ya?
Padahal setengah jam lagi acara akad nikahnya dimulai ?”
“Munkin dijalan macet, coba kamu telpon lagi !!”
Seisi ruangan pun pada berisik karna yang jadi mempelai laki-laki belum dateng juga.
Titit … titit … titit … ada sms masuk  dari Surya. “Lus, aku dah nyampe SD Sejahtera ne, rumah kamu yang cat nya hijau itu ya ??, dah keliatan ini kayaknya 2 menit nyampe. Acaranya belum dimulaikan ??”

“Ya dah entar kamu langsung masuk aja ya,
Jangan lupa entar salaman ma bapak.”
bales ku.
Kring … kring … telpon rumah berdering.
“ya … bentar ya saya panggil bapak dulu” jawab kakakku Dina yang ternyata pak jastro bapaknya Wahyu yang telpon. 
“Bapak, ne ada telpon dari pak Jastro katanya penting”
Suara ka dina lirih manggil bapak karna... takut didengar para tamu undangan lainnya.
“Ya, ni saya pak waluyo,
Kok nyampe jam segini dari pihak bapak lum dateng ya?
Acaranya bentar lagi dimulai ni pak, para tamu undangan juga sudah pada hadir”
Pertanyaan bapak bertubi tubi tanpa ngasih kesempatan menjawab yang disebrang sana.
“astagfirulloh hall adziim … ya dah pak jika memang gitu kenyataannya”
Kecewa, sedih, bingung dan tak henti hentinya bibir bapak istigfar …
Itulah yang terlihat dari bapak setelah menaruh gagang telpon.

“Pak, ne ada Surya beserta keluarga ingin silaturrahmi sekalian ingin mengucapkan selamat tuk lusy”
Kata ka Dina memperkenalkan Surya yang kebetulan baru nyampe rumah.
“Oh ya … silahkan duduk,
Ne nak Surya temennya lusy dulu itu. Boleh kita bicara berdua bentar ?,
maaf saya tinggal bentar !!”

“ha … oh iya”
Jawab Surya sedikit gugup dengan ajakan bapak
“Ada apa pak?
Wahyu udah dateng? ”
Tanyaku kebapak
“eh Sur kamu dah nyampe ya?”
Sapaanku ma Sur yang lagi berjalan dibelakang bapak mendekat.  

...“Mohon perhatiannya sebentar untuk para bapak dan ibu karna acaranya bentar lagi dimulai” Hening seketika didalam ruangan dengan penuh pertanyaan dikepala termasuk aku.
“Ini Surya yang akan menjadi mempelai laki-lakinya”
Lanjut bapak lagi.
“Allohhu Akbar …”
Takbir terucap dari bibirku menyusul kemudian ucapan yang sama dari bibir Surya.
“Pak, Lusy gak salah dengarkan??
Lusy gak lagi  mimpikan pak?”
Tanya ku dengan terbata dan mata berkaca seolah gak percaya dengan apa yang bapak ucapkan barusan.


“Bukankah ini memang mimpimu  nak?? “

"Pak penghulu acaranya bisa dimulai sekarangkan?”
Lanjut bapak yg terasa nyaring ditelingaku,


Acarapun dimulai ...

Inilah buah keikhlasan anak yang ingin berbakti kepada orangtuanya, yang telah mengasihinya. Dalam telpon tadi bapaknya wahyu crita, ketika mau berangkat ternyata si Wahyu kabur dari rumah karna ketahuan dia ngehamilin tetangganya.
“ßersyukurlah nak … bersyukurlah, Alloh pun tak ...membiarkan dirimu dimiliki si Wahyu itu dan mengutus Surya tuk menjadi pengantin laki-lakimu hari ini.”
Batin pak waluyo dalam hati. 
Baru kemarin Beliau tahu apa yang sebenarnya terjadi selama ini  dari ka Dina yang selama ini jadi tempat curhatku, Cerita bahwa selama ini Surya yang telah membuatku berubah, menjadi muslimah sejatì.
"saya trima nikakahnya lusyana khairin binti Waluyo dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai,,,!! "
"bagaimana saksi ??": ujar pak penghulu
"SAaaaaaH,,,," serentak undangan menyahutnya ,,,

"Alhamdulillah ya Alloh"
berderai air mata ini mencium tangan suamiku .. cintaku yang tlah halal bagiku ..

"semua pasti indah pada waktunya"

 . . . . . . . . . . . . . . . •❤•.❀.ƸӜƷ.❀.•❤•  . . . . . . . . . . . . . . . .

"L n S"


Jumat, 29 Oktober 2010

bUat s! ♥ d!a ♥

oleh LuLü Sañg ÌlåläNg pada 25 Juli 2010 jam 11:44
Ya Rabbi, Tuhan yang Maha Pengasih & Penyayang....
Tolong beritahu si dia aku ada pesanan buatnya..
Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintaNya..
Tolong beritahu si dia, cinta manusia bakal membuatnya alpa..

Tolong nasihati sia dia, jangan menyintaiku lebih dari dia menyintai Yang Maha Esa..
Tolong nasihati si dia,jangan mengingatiku lebih dari dia mengingati Yang Maha Kuasa..
Tolong nasihati si dia, jangan mendoakanku lebih dari dia mendoakan ibu bapanya..

Tolong katakan pada si dia, dahulukan Allah kerana di situ ada syurga..
Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapanya kerana di telapak itu syurganya..


Tolong ingatkan si dia. Aku terpikat kerana imannya bukan rupa..
Tolong ingatkan si dia. Aku lebih cintakan zuhudnya bukan harta..
Tolong ingatkan si dia aku kasihinya kerana santunnya..

Tolong tegur si dia, bila dia mula mengagungkan cinta manusia..
Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya..
Tolong tegur si dia, andai nafsu mengawal fikirannya..

Tolong sedarkan si dia. Aku milik Yang Maha Esa..
Tolong sedarkan si dia. Aku masih milik keluarga..
Tolong sedarkan si dia, tanggungjawabnya besar kepada keluarganya..

Tolong sabarkan si dia, usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana..
Tolong sabarkan si dia, andai diri ini enggan dirapati kerana menjaga batasan cinta..
Tolong sabarkan si dia, bila jarak mejadi penyebab bertambah rindunya..


Tolong pesan padanya. Aku tidak mahu menjadi fitnah besar kepadanya..
Tolong pesan padanya. Aku tak mahu menjadi punca kegagalannya..
Tolong pesan padanya aku membiarkan Yang Esa menjaga dirinya..

Tolong khabarkan pada si dia. Aku tidak mau melekakan dia..
Tolong khabarkan pada si dia. Aku mau dia berhasil dalam impian dan cita-citanya..
Tolong khabarkan pada si dia, jadilah penyokong dalam keberhasilanku..

Tolong sampaikan pada si dia. Aku mendambakan cinta suci yang terjaga..
Tolong sampaikan pada si dia,cinta kerana Allah tidak ternilai harganya..
Tolong sampaikan pada si dia, hubungan ini terjaga selagi dia menjaga hubungan dengan Yang Maha Kuasa..
Tolong sampaikan kepada si dia kerana aku tidak mampu memberitahunya sendiri...

Hanya engkau Ya Allah mengetahui siapa si dia.. Moga pesananku sampai padanya walau aku sendiri tidak mengetahui siapa dan dimana si dia.. Moga dia seekor lebah yang sentiasa memuji keagungan Yang Maha Kuasa memasuki taman larangan dengan sopan santunnya dan bertemu mawar berduri yang terjaga oleh tuannya.. Simpanlah pesanan ku ini sehingga engkau bertemu diriku suatu hari nanti...insyaALLAH... 
 
 
 

"Lusya Nurul QOt!mah"

♥_♥ Had!ah Terakh!r ♥_♥

oleh LuLü Sañg ÌlåläNg pada 24 Juli 2010 jam 11:47


“Bang... liat apa yang ummi bawa ni”. Ustazd muda yang tengah tenggelam dalam pembacaannya itu menoleh separuh terkejut. Isterinya menghampirinya seraya menghulurkan sebungkus plastik hitam berisi kotak. Sejenak dia memandang isterinya dengan penuh tanda tanya, sementara isterinya hanya tersenyum kecil membalas pandangan suaminya yang tercinta.

“Apa ni ummi”. “Untuk abanglah... buka dan liatlah isinya”. Segera ia membuka bungkusan itu dengan penuh rasa ingin tahu. Sepasang sandal kulit baru. Tertegun ia sejenak. “Ummi liat sendal abang dah rusak. jadi ummi belikan yang baru ni. Nanti abang pakai untuk sholat hari raya idhul adha ya bang ....” kata isterinya dengan mata bersinar penuh harapan.

Tersentak rasa hatinya... rasa haru menyusup kesegenap jiwa sudut jiwanya. Dalam keadaan ekonomi yang sebegini, isterinya masih sempat mempergunakan uang belanja untuk membelikan sesuatu yang memang sangat dia perlukan. Sandalnya memang sudah waktunya untuk diganti. Sudah dua kali terputus. Yang terakhir, waktu ia memakainya kemarin, tali sandalnya yang kanan hampir terputus. Terpaksalah dia menjinjit sandal itu dan pulang dengan kaki kanannya berkaki ayam. Padahal, waktu itu panas terik dan Ya Allah, panasnya sampai terasa hampir melepuh telapak kakinya. Keinginan untuk menggantikan dengan yang baru memang ada, tetapi ia singkirkan sementara. gakpapa.. masih bisa dibaiki... gumamnya sendiri. Tetapi sebetulnya bukan itu sebab utamanya, melainkan kerana masalah keuangan yang belum ada. Banyak lagi keperluan lain yang perlu dipenuhi. Apalagii saat ini mereka sedang menantikan kehadiran anak pertama. Isterinya sedang hamil sembilan bulan.. tinggal nunggu harinya.

“Bagus ummi.. tentu harganya mahal ya?..” “Jangan fikirkan soal harganya, gak ada salahnyakan sekali sekali membelikan sesuatu yang terbaik untuk abang”. “Terima kasih yea ummi...” katanya gembira sambil memeluk isterinya penuh kasih.

Ustazd muda itu merasagelisah. hari ini,sudah 7 hari isterinya ditahan di kamar pasien. Menurut doktor keadaan isterinya sangat lemah dan dikhuatiri akan menghadapi masalah pada saat melahirkan nanti. Pagi tadi air ketubannya pecah dan sedari pagi ia tidak beranjak dari sisi isterinya. Hatinya berdebar kencang tidak menentu. Apabila ia menatap wajah isterinya, batinnya tersentuh haru. Isterinya terbaring lemah, matanya terpejam rapat, nampak kurus dan pucat. Berbeda dengan kerudung labuh berwarna biru muda yang dipakainya. “Tapi kau masih tetap nampak cantik, Mi..” bisik hatinya.

Sementara itu sayup-sayup terdengar suara takbir dikumandangkan. Tiba-tiba isterinya membuka mata. Senyumannya menghiasi wajahnya bila terlihat sang suami disisi.

“Pukul berapa sekarang bang?... tanya isterinya lirih. “Hampir pukul 12. Gimana keadaanmu, Ummi?”. “Tak sabar rasanya ingin dengar tangisan anak kita bang...”. “Sabarlah... InsyaAllah, semuanya akan berjalan dengan lancar”. “Amin...” jawab isterinya lemah. “Bang,besok Hari Raya Idhul adha kan?”. “Ya.. tu suara takbir kedengaran”. “Sebaiknya abang balik dulu, istirahat dirumah. Besokkan abang bisa berkhutbah di Hari Raya. Jangan risau tentang Ummi. Abang pun harus jaga kesehatan... kurang tidurkan sejak akhir-akhir ni, nanti abangpun jatuh sakit”.

Abang rasa, abang mau orang lain yang gantiin jadi Khatib besok, abang akan memberitahu Pengerus Masjid pagi esok mengenai hal ni... penggantinya pun udah ada”. “Jangan bang... Ummi minta tolong bang, jangan batalkan..”. “Tapi gimana dengan Ummi?”. “Jangan risau tentang Ummi. Seperti yang abang katakan tadi, insyaAllah, semuanya akan berjalan dengan lancar. Ummi pun dah ngrasa lebih baek. Ummi harap abang tetap dapat melaksanakan tanggungjawab abang dengan baik. Ummi akan kecewa kalau abang batalkan.”. “Tapi, siapa akan menjaga Ummi?”. “Bukankah semua telah kita serahkan kepada Allah Ta Ala Dialah sebaik-baik penjaga dan pemelihara makhlukNya”. “Baiklah”. Ustazd muda itu akhirnya mengalah. “Alhamdulillah.. doakan anak kita sehat dan selamat ya bang..”. “Sudah tentu Ummi”. “Satu lagi bang... sandal yang Ummi belikan besuk dipakai ya...”. Dia hanya mampu tersenyum dan mengangguk. Mata isterinya yang berkelopak cengkung itu kembali bersinar.

Hanya tinggal beberapa orang jamaah yang masih berada di masjid itu. Ustaz muda itu merasakan sesuatu yang dingin meresap dalam hatinya. Kegelisahan yang sejak beberapa saat tadi terasa mencengkam, enggan menyingkir dalam dirinya, kini hilang dan terasa ringan beban pikirannya. Doanya khusyuk dan saat ia berdoa khusus untuk isterinya dan bayi yang bakal lahir, tanpa terasa matanya basah. Basah oleh kedamaian yang menguasai jiwanya. Kemudian dia bangkit perlahan-lahan. Suasana perkarangan masjid telah sepi. Ketika dia melangkah keluar, tertegun sesaat lamanya. Eh, mana sandalku?. Sibuk dia mencari di segenap sudut. Tadi dia meletakkan sandalnya di sini, di sudut ini. Tapi gak ada juga. Yang tinggal hanya 3 pasang sendal yang rusak.

“innalillahi wa inna ilaihirajiu’un.” Gumamnya lirih setelah beberapa lama mencari tapi nihil. “Ada apa ustazd?”. Tanya salah seorang pengurus masjid yang kebetulan berada tidak jauh darinya. “Saya cari sandal saya.. tapi gak ketemui. Tadi rasanya saya taruh di sini, mungkin tertukar...”. “kayak apa sandalnya”. “Sandal kulit, masih baru. Baru sekali ni pakai”. “Itu bukan tertukar ustazd, tapi sengaja ditukar. Kemungkinan besar tak dapat kembali lagi ustazd”.

“Ustazd muda itu hanya dapat manarik nafas panjang. belum rezeki. Bukan miliknya... gumamnya sekadar menghiburkan hati. Kesedihannya bukan kerana hilangnya sandalnya itu tetapi lebih tertuju kepada isterinya. Bagaimana bersinarnya mata isterinya ketika memberikan sandal itu dan meminta untuk memakainya pada solat Aidul Adha ini tergambar kembali dengan jelas. Rasanya tak sanggup ia menatap wajah teduh isterinya nanti ketika ia menjelaskan bagaimana nasib sandal pemberiannya itu. Paling tidak, isterinya pasti hanya akan tersenyum nipis sambil mengucapkan pasrah “gakpapa... lain kali kalau ada rezeki lebih, InsyaAllah kita beli lagi”. Tapi justeru itulah yang akan membuatkannya tidak sampai hati.

Ketika dia sampai di depan rumahsakit,pamannya sudah ada di sana, menyambutnya lalu mengajaknya duduk di bangku panjang. Perasaannya tidak menentu. Dari tutur kata dan sikapnya, ia mempunya firasat bahawa sesuatu telah terjadi kepada isterinya. Dan ternyata benar.

“Isterimu telah kembali ke Rahmatullah nak” ujar pamannya lirih nyaris tidak kedengaran. Tapi baginya umpama suara guruh yang menyambar telinganya. “Lebih kurang pukul delapan pagi tadi”.

“Innalillahi wainna ilaihi raji’un,” desisnya dengan hati yang pedih. Dia tidak kuasa lagi menahan air matanya dari jatuh. Pamannya mencoba menenangkannya. “Tapi Alhamduilillah bayinya dapat diselamatkan...”. “gimana dengan keadaannya?’ “ Baik, gemuk dan sehat...tangisannya pun kuat”. Alhamdulillah.. “ini ada pesanan dari isterimu” kata pamannya sambil menyerahkan sepucuk surat yang telah lusuh.

Bismillahhirrahmanirrahim...
Abang tersayang,
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Rabb Pencipta Alam atas rahmat, nikmat dan kurnianya. Selawat dan salam untuk Rasululllah Shollalloh hu Alaihi Wassalam, keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Abang,
Ummi tidak dapat menulis panjang. Ummi merasa semakin lemah... dan rasanya waktu Ummi semakin dekat. Ummi selalu berdoa agar anak kita lahir selamat dan tidak kurang satu atau apa pun. Kalau nanti ia lahir selamat dan Ummi tidak sempat menjaga dan membesarkannya, Ummi redha. Sebab Ummi yakin, InsyaAllah abang akan mengasuhnya seperti yang abang harapkan. Ummi tinggalkan anak itu kepada abang...
Abang,
Ummi minta ampun dari hujung rambut sampai hujung kaki kiranya Ummi pernah melakukan kesalahan sama abang selama kita bersama. Halalkan makan minum Ummi... dan redhalah atas kepergian Ummi ini...
Abang,
Sandal yang Ummi hadiahkan itu Ummi beli dari Ukhit Hasanah, masih nyicil pembayarannya..Kalau ternyata Ummi tidak sempat membayarnya, tolong abang bayarkan untuk Ummi ya.

Semoga Allah senantiasa melindungi dan merahmati kita. Amiin... Wassalam Ummi...

Kertas lusuh itu basah dengan airmatanya. Rupanya isterinya telah merasa dirinya akan menghadap ilahi. Dilipatnya kembali surat terakhir itu. Tak sempat mendengar kata-kata yg lembut dari isterinya saat memberitau sandalnya yang hilang itu seperti yang dibayangkan. Teringat ia akan sabda Rasulullah Shollalloh hu Alaihi Wassalam: jihadnya wanita itu adalah saat ia melahirkan.

Sungguh beruntung engkau, Ummi. Kesedihannya perlahan tersingkir oleh rasa syukur dan bangga terhadap isterinya. Isterinya pergi setelah menyelesaikan kewajiban yang paling mulia bagi seorang wanita, iaitu melahirkan seorang bayi yang masih suci dan bersih.

InsyaAllah akan selalau kujaga amanahmu ini, bisiknya seperti memperoleh kekuatan baru. Selamat jalan mujahidahku...!!

♥Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan
menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

♥ Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T.

♥ Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

♥●•٠·˙ Ku p!nta cinta pada-Mu makin bertambah ˙·٠•●♥

oleh LuLü Sañg ÌlåläNg pada 02 Oktober 2010 jam 17:26
Rabbana, dan bila waktu itu tiba, kupinta cinta pada-Mu makin bertambah
Puluhan tahun perjalanan waktu, Tuhan … telah mengajari aku banyak makna kehidupan. Betapa cinta adalah sesuatu yang mudah melalaikan dan melenakan. Berapa banyak jumlah anak manusia yang terperosok karena cinta. Dan sungguh, bila saat itu tiba bagiku tuk merasakannya, ku tak ingin cinta pada-Mu menjadi berkurang.

Pertemukanlah aku dengannya, seseorang yang akan mengisi sisa usia bukan hanya di dunia saja bahkan di akhirat kelak. Seseorang yang akan membimbing tangan ini menapaki jalan-jalan menuju surga-Mu, insya Allah. Seseorang yang akan membuatku semakin mencintai-Mu dengan segenap kelebihan dan kekurangannya. Seseorang yang tak pernah menuntut apa pun kecuali ketaatan pada-Mu yang semakin bertambah.

Ketika ragu membuncah, tak ada tempat berpaling kecuali pada-Mu. Bila memang dia baik untuk dunia akhiratku, maka jalan menuju ridho-Mu itu pastilah Kau permudah. Namun sebaliknya, bila memang dia tidak semakin membaguskan iman dan amalku, maka bukan hal mustahil bagi-Mu untuk membatalkan semua.

Tlah kusaksikan keMahabesaran-Mu dalam setiap detiknya, peristiwa demi peristiwa yang seolah panggung sandiwara. Engkaulah Sang Maha Sutradara yang mengatur semua kejadian memang pas pada tempatnya. Meskipun sering kami tergugu diam, mencoba mencerna makna di balik semua rahasia besar-Mu. Tapi sungguh, tak pernah terbersit sedikit pun rasa untuk menghujat apalagi mempertanyakan Kemahabijakan-Mu.

Kami kecil Ya Rabb. Kami hanya setitik debu yang tak berarti tanpa rahmad dan kasih saying-Mu. Kami berlumur dosa. Kami penuh dengan alpa. Kami hanya hamba yang belajar makna keikhlasan, ketaatan, dan kepasrahan.

Tak jarang kami lalai dan mencoba bermain api. Tapi sungguh, pengampunanmu tiada bertepi. Di penghujung waktu menjelang tibanya hari itu, izinkan kami menghiba memohon cinta dan ridho-Mu. Biarkan kami bersimpuh memohon belas kasih-Mu yang tak pernah ada ujungnya.

Ya Ilahi Rabbi, kami melangkah sejauh ini hanya demi mengharap ridho-Mu. Bila itu tak dapat kami raih, lalu akan kemana lagi kami akan berpaling? Sedari mula kami beranjak, hanya cinta hakiki milik-Mulah sebagai tujuan. Pandulah kami menapaki jalan-jalan orang-orang shalih yang telah pernah terbentang sebelum kami. Dan bukan jalan orang-orang sesat yang tlah Kau murkai jalannya dan bukan pula jalan orang-orang kafir. Naudzubillah.

Ya Rabbana, dengan kuasa-Mu izinkan aku memulai mengarungi bahtera bersamanya, selamanya. Karuniakanlah cinta di hatiku dan hatinya sebagai bekal kami melanglang buana menjelajah cakrawala sampai kami tutup usia. Hingga pada akhirnya, sampai jua perjalanan kami menuju ke haribaan-Mu, berusaha memaknai cinta-Mu, dan merengkuh ridho-Mu dengan penuh kesyukuran. Izinkan kami Ya Allah.






___________________ƸӜƷ.¸¸✿¸.•❤•.❀.ƸӜƷ.❀.•❤•.¸✿¸¸.ƸӜƷ__________________