Sabtu, 11 Desember 2010
JIka Doa Belum Dikabulkan
Tidaklah seseorang berdoa kepada Allah SWT kecuali Allah akan mendatangkan kepadanya satu dari tiga perkara:
1. Allah akan mengabulkan permintaannya dengan segera; atau
2. Allah akan memberikan kepadanya kebaikan sebagai mana yang diminta; atau
3. Allah akan menghindarkan dirinya dari kejahatan yang seimbang dengan kebaikan yang ia minta.
Hal yang perlu kita camkan adalah bahwa kebaikan yang diberikan Allah kepada kita, bukanlah berarti dengan mengijabah atau mengabulkan dengan segera setiap permohonan kita. Hal itu disebabkan beberapa hal berikut ini:
Bisa jadi, Allah memang belum mengabulkan doamu. Akan tetapi, Allah telah menghilangkan bala darimu sedang kamu tidak mengetahuinya. Bencana yang akan menimpamu menjadi tertolak oleh doamu sehingga kau selamat dari bencana itu. Karenanya, pujilah Allah atas keselamatanmu dari bencana dan bersyukurlah kepada-Nya.
Bisa jadi, doamu memang belum dikabulkan oleh Allah. Akan tetapi, mungkin hal itu karena Allah mengetahui bahwa jumlah kebaikanmu tidak akan sanggup menyelamatkanmu di hari kiamat. Oleh karena itu, Allah menunda pahala doa tersebut untuk hari akhirat. Sebab apabila dikabulkan di dunia, maka di hari kiamat kelak engkau akan kehilangan pahala doamu. Karena itu, maka yakinilah bahwa apabila doamu belum dikabulkan di dunia, maka di akhirat engkau akan mendapatkan apa yang pernah engkau pinta dalam doamu di dunia.
Bisa jadi, Allah memang belum mengabulkan doamu. Akan tetapi, hal itu karena Allah mengetahui bahwa yang terbaik bagimu adalah dengan tidak memenuhi apa yang engkau pinta. Sebab Dia lah satu-satunya yang sangat mengetahui hal-hal yang gaib.
Karenanya, yakinlah bahwa Allah Mahatahu tentang apa yang bermanfaat dan baik untukmu.
Jika yang engkau pinta adalah harta, bisa jadi harta itu akan merusakmu.
Jika yang engkau pinta adalah anak, bisa jadi ia akan menjadi anak durhaka yang akan menyusahkanmu.
Jika yang engkau pinta adalah pangkat, bisa jadi pangkat itu justru akan membuka jalan kejahatan untukmu.
Perhatikanlah! Betapa sering kebahagiaan justru terdapat dalam perkara yang tidak disenangi; berapa sering pada sesuatu yang menyakitkan itu terdapat sesuatu yang disukai. Hanya Allah yang pasti tahu akan semua itu.
Bisa jadi, Allah memang belum mengabulkan doamu. Sebab, mungkin rezeki yang engkau peroleh adalah dengan jalan haram dan nafsu telah bersemayam dalam hatimu. Sehingga doamu belum dikabulkan agar engkau berbenah diri daripada berbagai kesalahan dan melepaskan diri dari berbagai maksiat.
Bisa jadi, Allah belum mengabulkan doamu karena Allah ingin menyambung kembali benang keimanan yang telah putus dalam hatimu. Allah ingin engkau kembali kepada-Nya hingga Allah mendengar ratapanmu di waktu fajar dan melihat tetesan air matamu. Dosa-dosa tidak akan hilang kecuali diguyur dengan air mata kesedihan dan penyesalan atas apa yang telah dilakukan.
Penjelasan di atas sama dengan apa yang secara ringkas disampaikan oleh Ibnu Athoillah di dalam ucapannya, “Belum dikabulkannya suatu doa janganlah sampai membuatmu berputus asa. Allah telah menjamin akan mengabulkan doa dengan apa yang dipilihkannya untukmu, bukan dengan apa yang engkau pilih. Dan Allah memberinya pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.”
Sumber : Abu Syadi, Khalid.
Label:
islam
Perkenankanlah Aku Mencintai-MU Semampuku
Perkenankanlah Aku Mencintai-MU Semampuku.
Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu…
Lembar demi lembar kitab kupelajari…
Untai demi untai kata para ustaz kuresapi…
Tentang cinta para nabi.
Tentang kasih para sahabat.
Tentang mahabbah para sufi.
Tentang kerinduan para syuhada.
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam.
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan…
Tapi Ya Rabbi,
Berbilang detik, minit, jam, hari,bulan dan kemudian tahun berlalu…
Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, tapi…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu…
Aku makin merasakan gelisahku membadai…
Dalam cita yang mengawang.
Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi…
Hingga aku terhempas dalam jurang
Dan kegelapan…
Wahai Ilahi,
Kemudian berbilang detik, minit, jam, hari, bulan dan tahun berlalu…
Aku mencuba merangkak, menggapai permukaan bumi
dan menegakkan jiwaku kembali.
Menatap, memohon dan menghibaMu...
Allahu Rahiim, Ilaahi Rabbii,
Perkenankanlah aku mencintaiMu, Semampuku
Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii
Perkenankanlah aku mencintaiMu Sebisaku
Dengan segala kelemahanku.
Ya Ilaahi,
Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al Musthafa.
Kerana itu izinkan aku mencintaiMu
Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu
Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan ketakutanku.
Ya Rabbii,
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu Bakar,
yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga.
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad.
Atau Uthsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan dinMu.
Izinkan aku mencintaiMu, melalui recehan-dua yang terulur
pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan,
pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di tepi jambatan.
Pada makanan–makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.
Ya Ilaahi,
Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan khusyuknya solat salah seorang shahabat NabiMu hingga tiada terasa anak panah musuh menujah di kakinya.
Kerana itu Ya Allah,
perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu,
dalam solat yang cuba kudirikan terbata-bata,
meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.
Ya Rabbii,
Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib,
yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu.
Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rakaat lailku.
Dalam satu dua sunnah nafilahMu.
Dalam desah nafas kepasrahan tidurku.
Yaa Maha Rahmaan,
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah,
yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam.
Perkenankanlah aku mencintaiMu,
melalui selembar dua lembar tilawah harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.
Yaa Maha Rahiim,
Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah,
yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DinMu.
Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu.
Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu.
Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.
Allahu Kariim,
Aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya,
bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya,
dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya.
Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya.
Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku,
dengan mencintai sahabat-sahabatku,
dengan mencintai manusia dan alam semesta.
Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku.
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa.
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.
~A. Musthofa Bisri.~
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu…
Lembar demi lembar kitab kupelajari…
Untai demi untai kata para ustaz kuresapi…
Tentang cinta para nabi.
Tentang kasih para sahabat.
Tentang mahabbah para sufi.
Tentang kerinduan para syuhada.
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam.
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan…
Tapi Ya Rabbi,
Berbilang detik, minit, jam, hari,bulan dan kemudian tahun berlalu…
Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, tapi…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu…
Aku makin merasakan gelisahku membadai…
Dalam cita yang mengawang.
Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi…
Hingga aku terhempas dalam jurang
Dan kegelapan…
Wahai Ilahi,
Kemudian berbilang detik, minit, jam, hari, bulan dan tahun berlalu…
Aku mencuba merangkak, menggapai permukaan bumi
dan menegakkan jiwaku kembali.
Menatap, memohon dan menghibaMu...
Allahu Rahiim, Ilaahi Rabbii,
Perkenankanlah aku mencintaiMu, Semampuku
Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii
Perkenankanlah aku mencintaiMu Sebisaku
Dengan segala kelemahanku.
Ya Ilaahi,
Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al Musthafa.
Kerana itu izinkan aku mencintaiMu
Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu
Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan ketakutanku.
Ya Rabbii,
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu Bakar,
yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga.
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad.
Atau Uthsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan dinMu.
Izinkan aku mencintaiMu, melalui recehan-dua yang terulur
pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan,
pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di tepi jambatan.
Pada makanan–makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.
Ya Ilaahi,
Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan khusyuknya solat salah seorang shahabat NabiMu hingga tiada terasa anak panah musuh menujah di kakinya.
Kerana itu Ya Allah,
perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu,
dalam solat yang cuba kudirikan terbata-bata,
meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.
Ya Rabbii,
Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib,
yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu.
Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rakaat lailku.
Dalam satu dua sunnah nafilahMu.
Dalam desah nafas kepasrahan tidurku.
Yaa Maha Rahmaan,
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah,
yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam.
Perkenankanlah aku mencintaiMu,
melalui selembar dua lembar tilawah harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.
Yaa Maha Rahiim,
Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah,
yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DinMu.
Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu.
Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu.
Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.
Allahu Kariim,
Aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya,
bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya,
dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya.
Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya.
Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku,
dengan mencintai sahabat-sahabatku,
dengan mencintai manusia dan alam semesta.
Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku.
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa.
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.
~A. Musthofa Bisri.~
Senin, 06 Desember 2010
̴ı̴̴̡̡̡ ̡͌l̡̡̡ ̡͌l̡*̡̡ ̴̡ı̴̴̡ ̡̡ __Surat Sederhana Tuk SuamiKu__̴ı̴̴̡̡̡ ̡͌l̡̡̡ ̡͌l̡*̡̡ ̴̡ı̴̴̡ ̡̡͡|
Suamiku, satu bulan sudah berlalu. Masih teringat jelas di dalam memori otakku detik-detik bahagia itu. Detik di mana malaikatpun ikut mendoakan kita. Detik di mana gerbang kebahagiaan akan kita lewati dengan ikatan perjanjian yang kuat. Mahligai akan kita bangun dengan kekuatan cinta. Mahligai yang meski sederhana, namun kokoh dan meneduhkan. Engkau sebagai raja yang arif dan perkasa melindungi dari setiap serangan. Dan aku adalah ratu yang lembut, senantiasa memberi cinta dan kedamaian serta menjaga singgasana kita.
Suamiku, satu bulan kita lalui penuh kebahagiaan. Namun sayang, kita tidak boleh berbangga diri. Jalan di depan kita masih panjang. Satu bulan hanya masa perkenalan, seperti halnya bunga krisan yang beradaptasi di lingkungan barunya.
Satu bulan hanya masa yang singkat, karena sepanjang usia kita pun takkan bisa benar-benar mengenal dua pribadi yang berbeda. Satu bulan hanya titik awal kita memulai perjalanan ini. Ingatlah suamiku, perjalanan kita nantinya tidak selalu semulus yang kita rencanakan. Akan banyak kejutan dari-Nya yang bisa membuat kita tersenyum, tertawa, menangis, bahkan terluka. Namun, jangan sampai gentar suamiku sayang. Tetaplah tegar dan kuat menghadapinya. Karena kita kan selalu bersama, berusaha bersabar dan mengambil hikmah di setiap kejutan itu.
Ingatkah engkau sayangku. Nasehat bijak dari orang tua kita? Beliau tak lebih tinggi pendidikannya dari kita. Namun, mereka telah melalui perjalanan yang panjang. Telah banyak bunga dan duri yang mereka temui. Dan pastinya, mereka lebih banyak mengambil hikmahnya. Maka suamiku, mari kita renungkan nasehat tersebut. Sama-sama kita perbanyak bekal dalam perjalanan panjang kita.
Sayang, aku ingin selalu menjadi bidadari untukmu. Tidak hanya di dunia sekarang, tapi juga sampai ke surga Allah kelak. Maka, tak akan mudah seperti yang ku bayangkan untuk mencapainya. Dinda juga perlu bantuan dan dukunganmu, wahai suamiku. Ingatkanlah dengan tegas setiap kesalahanku namun dengan kelembutanmu. Karena isterimu ini hanyalah tulang rusuk mu yang bengkok. Jangan kau paksakan meluruskannya, karena ia akan patah. Tapi jangan juga kau biarkan karena ia akan selamanya bengkok. Bimbinglah isterimu ini untuk meraih ridho dari mu dan terutama ridho dari Allah.
Ketahuilah suamiku, aku hanyalah manusia biasa yang jauh dari sempurna. Begitu juga dengan dirimu. Aku hanya wanita yang bisa rapuh. Begitu juga engkau hanya lelaki biasa yang bisa menjadi khilaf. Kita hanya pribadi yang mempunyai ego masing-masing. Kita bisa mengajukan semua logika untuk merancang masa depan surga kita. Namun, kita tidak berdaya dengan kuasa-Nya. Hanya kekuatan doa lah yang bisa membantu kita. Hanya kesederhanaan pemikiran kita tentang sabar dan syukur yang bisa menyelamatkan kita.
Jangan pernah takut sayang, jika suatu saat badai datang menerjang kapal kita. Aku kan selalu mendampingimu melawan badai itu. Luruskan arah dan kembangkan layar, aku kan membantumu dengan kompas penunjuk arah yang benar. Tetaplah tabah menghadapinya karena badai itu kan mendewasakan kita hingga nantinya kita sampai ke pulau impian itu. Karena Allah tidak akan menguji kita di luar kesanggupan kita. Yakinlah akan ada terang setelah gelap malam. Kuatkanlah desain kapal kita agar anak-anak kita nantinya tetap aman di dalamnya meski kita menghadapi goncangan. Persiapkanlah untuk mereka pendidikan akhlak yang terbaik sehingga mereka bisa meguhkan perjuangan kita dan menguatkan dengan doa.
Tak banyak lagi kata-kata yang bisa kutuangkan dalam surat ini, suamiku. Karena kata takkan cukup menceritakan tiap hal yang akan kita temui. Hanya sebait puisi kesayanganmu yang bisa kuselipkan di akhir surat ini.
”Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.” (Sapardi Djoko Damono)
Sekian surat dari ku untukmu suamiku. Kutitipkan doa di dalam surat ini, dan akan kkirim dengan penuh cinta kasih sayang hanya untukmu.
Dari wanita tak sempurna yang sedang belajar menjadi perhiasan dunia untukmu, sebagai isteri sholeha.
Bumi Allah, tepat satu bulan pernikahan kita
Karya : Nely Dyahwathi
Sumber : www.eramuslim.com
Label:
pernikahan
♥ Jalan kembali itu Bernama Taubat Nashuha ♥
Hari-hari kita mestinya adalah hari-hari taubat...Karena setiap saat, setiap detik, antara cahaya dankegelapan, antara dosa dan pahala, antara harapan dan penyesalan saling berebut di hati anda....Bahkan jika hari ini pun anda menyesali apa yang anda lakukan,besok pun terulang kembali dosa yang sama dalam waktu dan tempat berbeda,atau dalam bentuk yang berbeda pula....
Allah Maha Tahu, betapa sombongnya manusia, betapa lemahnya manusia, betapa fananya manusia, danbanyaknya manusia yang mengeluh, betapa banyaknya manusia yang tidak bersyukur, betapa banyaknya manusiayang tidak menalarkan akal sehatnya, betapa banyaknyayang tidak mampu mengekang hawa nafsunya.
Dan, dengan Kemaha Besaran, serta Kemaha LembutanKasih Sayangnya, Allah memanggil kita semua, dengan panggilan kemahalembutan dan kasihNya, â??Wahai orang-orang yang beriman, kembalilah kepada Allah(bertaubatlah) kalian semua, wahai (hamba-hambaKu)yang (mengaku) beriman, agar kalian semua bahagia?(an-Nuur:31)
Lalu gelombang demi gelombang cahaya memancarkan pembersihan atas kegelapan-kegelapan kita. Gelombang air qudus memandikan kotoran-kotoran bumi kita,penyesalan menjadi pintu gerbang bagi haribaanNya,Istighfar menjadi luapan paling indah dari PelukanNya.Sebab disanalah peleburan, penyirnaan, kefanaan dankehambaan maujud. â??Akulah hamba dan Engkaulah Rabbâ?
Lalu Rasulullah SAW. menegaskan betapa lebih gembiranya Allah ketimbang seorang yang kehilangan kendaraan unta beserta seluruh hartanya, dalam drama yang mengenaskan, sampai lelah, ia terlunglaikan dalamlelah tidurnya. Ketika ia bangun dari lelap tidurnya,unta dan seluruh hartanya ada di depan mata. Allah lebih erat memeluknya ketimbang eratnya pelukan sifulan yang kehilangan harta benda, kemudian ada didepannya.
Lihatlah, seperti air gunung yang melimpah, bening bercahaya. Lihatlah seperti gulungan-gulungan ombak KinasihNya yang mengejar seluruh apa pun yeng membuat bergolak KecemburuanNya. Lihatlah kabut-kabut dan mega-mega tersingkap oleh Tangan-Tangan KekuasaanNya,dan Senyuman Keabadian Yang Agung menerima kita semua.Hamba-hambaNya yang bertobat.
Karena itu janganlah takut dengan taubat, karenataubat itu indah dan penuh cinta. Janganlah khawatirdengan taubat, karena kekhawatiran itu adalah nafsuyang dikelola oleh kandang-kandang syetan. Janganlahpesimis atas ampunanNya, karena jika langit dan bumiini dipenuhi oleh noda-noda kita, dosa-dosa kita,kesalahan dan kezaliman kita, niscaya ampunan,maghfirah, kemaafan, dan cintaNya lebih besar darisemuanya.
Bahkan kata Ibnu Athaillah as-Sakandary, "Terkadang Allah mentakdirkan hamba-hambaNya berbuat dosa, aga rsi hamba lebih dekat kepadaNya." Amboi betapa indah dan luhurnya Dia, kita harus berbaik sangka kepadaNya,bahwa dosa-dosa pun bagian dari cara Dia mendidik kita. Ketika kita cerdas dan pandai, seluruh kesadaran kita sudah kembali kepadaNya. Tetapi janganlah kitab egitu gegabah memaknai, dengan merasa berbesar diri,menyepelekan dosa-dosa kita, hanya karena dosa kita tak ada apa-apanya disbanding ampunanNya.Jangan pula kita berbangga dengan dosa-dosa kita,hanya karena berbangga dengan dosa itu melemparkan kita pada kegelapan paling mengerikan: Jauh dari Cinta dan pelukan Illahi.
Karena itu mari kita bertobat. Taubatan Nasuha. Taubat yang yang sesungguhnya. Pertama-tama kita taubatidosa-dosa kita, karena hari demi hari, ada saja dosa-dosa yang menempel bagai debu di tubuh kita.Semua hanyalah debu-debu yang hamper tiada artinya,lama-lama telah berubah menjadi kumpulan debu dan gundukan kotoran di tubuh kita, lalu menjadi dosabesar namanya. Apalagi jika kumpulan kotoran itu adalah noda-noda besar kita. Oh, Tuhan, ternyata Engkau tidak tega menyiksa mereka, ketika mereka sedang bergelora dalam istighfar.
Wallohhu a'lam
Daunku Tlah Gugur Disambut IzrOil ... Kuning Dan Kering ...
Tarikan nafas saya terasa amat payah, bagaikan ada sesuatu yang tersekat di kerongkong. Dada saya berombak. Saya gagahkan jasad ini bersandar ke dinding. Tangan kanan saya letakkan di dada. Sesekali saya batuk. Harga tarikan nafas terasa amat mahal. Kematian seolah-olah tebayang di depan mata. Rasa insaf berbaur keazaman untuk bertaubat. Teringat kembali dosa yang telah dibuat. Dosa tangan, dosa mata, dosa hati dan dosa seluruh anggota badan. Terbayang wajah si polan dan si anu yang pernah dikhianati dan disakiti. Satu demi satu terbayang wajah keluarga dan sahabat-sahabat. Tetapi di manakah mereka waktu ini?.
Apakah selepas ini Malaikat Maut akan berkunjung?. Saya mula takut. Apa bekal yang telah saya sediakan untuk dibawa dalam perjalanan nanti? Tiba-tiba saya rasakan tarikan nafas semakin payah. Dada saya pula semakin sakit, kepala saya mula pusing. Ya Allah!, saya dengar suara memberi salam. Malaikat mautkah?.
Itu mereka telah datang, mengelilingi jasad saya yang terbujur kaku. Pak Imam, Mak Aji, Ustazah Salmah, Mak Su dan beberapa orang lain yang tidak saya kenali. Apa yang mahu mereka lakukan?. Kini saya bagai anak kecil, menyerah untuk diperlakukan apa sahaja oleh mereka.
Yaasin…. Bergema memenuhi ruang. Orang yang datang silih berganti. Yang jauh, yang dekat, orang hitam, orang putih, bertali arus.
Aduhhhhhhh…!!! Bisanya dagingku, cengkamannya amat perit!
“Angkat perlahan-lahan, mayat ini sakit,” saya dengar suara Ustazah Salmah. Orang yang tidak saya kenali tadi melonggarkan pegangannya. Ah…Ha…begitulah. Eh, mahu dibawa ke mana, jasad saya ini?.
“Kita mandikan kat pelantar tu.”
Angkat berhati-hati. Jaga aurat saya jangan sampai dilihat orang.
Huuhhhhhh… kenapa airnya panas sangat?. Tubuh saya terbakar bila roh berpisah dari badan. Mak Su, gosoklah perlahan-lahan. Tubuh saya luka dengan keluarnya roh. Daging tubuh saya jangan ditekan terlalu kuat, sakiitttt!
Mak Su mengambil air mutlak lalu menyiram ke tubuh saya perlahan-lahan. Kekotoran zahir telah tiada lagi pada jasad saya. Namun kekotoran hati saya yang tersirat tak siapa dapat membersihkannya. Oh Tuhan…saya takut, takut untuk bertemu dengan-Mu. Mengenangkan dosa-dosa saya…Aduhai, di neraka manakah agaknya tempat saya nanti? Tuhan….saya mengharapkan rahmat-Mu.
Terasa ada sesuatu memegang bahu saya. Malaikat mautkah?. Pipi saya terasa basah.
Perlahan-lahan saya celikkan mata. Kawan saya tersengih. “Hai teruknya mengigau,” sindirnya. Saya mengucap beberapa kali. Alhamdulillah, Tuhan belum menyuruh Malaikat Maut mengambil nyawa saya tadi. Rupanya Tuhan mahu mengingatkan saya yang sering terlalai akhir-akhir ini.
Saya teringat semua dosa yang saya lakukan. Terbayang wajah-wajah mereka yang padanya pernah saya lakukan kesalahan. Saban hari mata saya melihat itu dan ini, mulut pula sering mengucapkan perkara yang tidak sepatutnya, tak terbilang lagi dosanya. Betapa banyak dosa yang saya himpun setiap hari. Nafas saya mula sesak, dada saya berombak. Saya teringat mimpi saya tadi. Saya jadi bertambah insaf. Moga Allah panjangkan sedikit lagi umur saya. Saya mahu bertaubat bersungguh-sungguh. Berazam untuk menjauhi pekara maksiat. Saya mahu belajar lagi. Belajar ilmu yang dapat menyelamatkan saya di dunia, lebih-lebih lagi di akhirat. Saya mahu perbaiki peribadi saya, akhlak dan amalan saya. Saya mahu jadi anak yang solehah, hamba yang bertaqwa dan pelajar yang cemerlang..
“Bahawasanya Allah Taala menjadikan pohon di bawah arasy. Pohon-pohon itu mempunyai daun sejumlah bilangan seluruh makhluk. Jika ajal seorang hamba telah diputuskan, akan tetapi umurnya, masih ada 40 hari, maka gugurlah daunnya pada tempat Izrail. Maka dengan hal itu Izrail tahu bahwasanya ia diperintahkan mencabut nyawa orang yang mempunyai daun. Dan setelah itu mereka menyebutnya mayat di langit padahal ia masih hidup di muka bumi selama 40 hari.”
- Kita sering sibuk merancang kehidupan kita di dunia yang sementara, namun apakah perancangan kita utk akhirat yg kekal abadi?
oleh 'NuR MuTiArA'
Apakah selepas ini Malaikat Maut akan berkunjung?. Saya mula takut. Apa bekal yang telah saya sediakan untuk dibawa dalam perjalanan nanti? Tiba-tiba saya rasakan tarikan nafas semakin payah. Dada saya pula semakin sakit, kepala saya mula pusing. Ya Allah!, saya dengar suara memberi salam. Malaikat mautkah?.
Itu mereka telah datang, mengelilingi jasad saya yang terbujur kaku. Pak Imam, Mak Aji, Ustazah Salmah, Mak Su dan beberapa orang lain yang tidak saya kenali. Apa yang mahu mereka lakukan?. Kini saya bagai anak kecil, menyerah untuk diperlakukan apa sahaja oleh mereka.
Yaasin…. Bergema memenuhi ruang. Orang yang datang silih berganti. Yang jauh, yang dekat, orang hitam, orang putih, bertali arus.
Aduhhhhhhh…!!! Bisanya dagingku, cengkamannya amat perit!
“Angkat perlahan-lahan, mayat ini sakit,” saya dengar suara Ustazah Salmah. Orang yang tidak saya kenali tadi melonggarkan pegangannya. Ah…Ha…begitulah. Eh, mahu dibawa ke mana, jasad saya ini?.
“Kita mandikan kat pelantar tu.”
Angkat berhati-hati. Jaga aurat saya jangan sampai dilihat orang.
Huuhhhhhh… kenapa airnya panas sangat?. Tubuh saya terbakar bila roh berpisah dari badan. Mak Su, gosoklah perlahan-lahan. Tubuh saya luka dengan keluarnya roh. Daging tubuh saya jangan ditekan terlalu kuat, sakiitttt!
Mak Su mengambil air mutlak lalu menyiram ke tubuh saya perlahan-lahan. Kekotoran zahir telah tiada lagi pada jasad saya. Namun kekotoran hati saya yang tersirat tak siapa dapat membersihkannya. Oh Tuhan…saya takut, takut untuk bertemu dengan-Mu. Mengenangkan dosa-dosa saya…Aduhai, di neraka manakah agaknya tempat saya nanti? Tuhan….saya mengharapkan rahmat-Mu.
Terasa ada sesuatu memegang bahu saya. Malaikat mautkah?. Pipi saya terasa basah.
Perlahan-lahan saya celikkan mata. Kawan saya tersengih. “Hai teruknya mengigau,” sindirnya. Saya mengucap beberapa kali. Alhamdulillah, Tuhan belum menyuruh Malaikat Maut mengambil nyawa saya tadi. Rupanya Tuhan mahu mengingatkan saya yang sering terlalai akhir-akhir ini.
Saya teringat semua dosa yang saya lakukan. Terbayang wajah-wajah mereka yang padanya pernah saya lakukan kesalahan. Saban hari mata saya melihat itu dan ini, mulut pula sering mengucapkan perkara yang tidak sepatutnya, tak terbilang lagi dosanya. Betapa banyak dosa yang saya himpun setiap hari. Nafas saya mula sesak, dada saya berombak. Saya teringat mimpi saya tadi. Saya jadi bertambah insaf. Moga Allah panjangkan sedikit lagi umur saya. Saya mahu bertaubat bersungguh-sungguh. Berazam untuk menjauhi pekara maksiat. Saya mahu belajar lagi. Belajar ilmu yang dapat menyelamatkan saya di dunia, lebih-lebih lagi di akhirat. Saya mahu perbaiki peribadi saya, akhlak dan amalan saya. Saya mahu jadi anak yang solehah, hamba yang bertaqwa dan pelajar yang cemerlang..
“Bahawasanya Allah Taala menjadikan pohon di bawah arasy. Pohon-pohon itu mempunyai daun sejumlah bilangan seluruh makhluk. Jika ajal seorang hamba telah diputuskan, akan tetapi umurnya, masih ada 40 hari, maka gugurlah daunnya pada tempat Izrail. Maka dengan hal itu Izrail tahu bahwasanya ia diperintahkan mencabut nyawa orang yang mempunyai daun. Dan setelah itu mereka menyebutnya mayat di langit padahal ia masih hidup di muka bumi selama 40 hari.”
- Kita sering sibuk merancang kehidupan kita di dunia yang sementara, namun apakah perancangan kita utk akhirat yg kekal abadi?
oleh 'NuR MuTiArA'
Label:
renungan
~"~ istR! yaNg membahag!akan suam!Nya ~"~
Saudariku Muslimah…
Istri yang shalihah mempunyai sifat-sifat yang istimewa dan kriteria yang yang sangat jelas. Diantara inti dari kriteria tadi adalah tiga yang prinsipil, hal itu terkandung dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sebaik-baik wanita adalah yang membahagiakanmu tatkala kamu memandangnya dan mentaatimu tatkala kamu memerintahkannya serta menjaga harga dirinya dan hartamu tatkala kamu tidak ada”. ( Hadits shahih. Dikeluarkan oleh Al Hakim (2/161, Ath-Thabrani seperti yang ada dalam Al Majma’ (4/237) dari hadits Ibnu Salam. Dikeluarkan juga oleh Imam Ahmad (2/251) dan An-Nasai seperti hadits tadi dari Abi Hurairah).
Bila kalian renungkan tiga sifat yang ada dalam hadits tadi maka akan kalian dapati bahwa itu semua adalah sebaik-baik yang diidamkan oleh tiap orang laki-laki dari orang perempuan.
Istri yang membahagiakan suami
Inilah sifat yang pertama kali yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar supaya tiap-tiap perempuan yang beriman dan bertakwa bisa menggapai kebahagiaan rumah tangga.
Inilah sifat yang mengantarkan seorang perempuan muslimah kedalam kehangatan cinta suaminya kepada dirinya serta kebahagiaannya dengannya juga kebahagiaan seorang perempuan dengan suaminya.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya kesempurnaan fisik adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh semua manusia yang berakal, baik lelaki maupun perempuan. Islam pun datang untuk mewujudkan kesempurnaan akhlak, akal dan fisik.
Wahai muslimah, hendaknya engkau menggali apa saja yang bisa menyempurnakan penampilanmu, memperindah keadaanmu di depan suamimu dan lakukanlah itu semua dengan hal-hal yang telah Allah bolehkan dan halalkan seperti pakai inai pada kuku atau memakai celak untuk mata ataupun memakai emas serta yang lainnya.
Istri yang shalihah adalah istri yang mampu menghadirkan kebahagiaan di depan suaminya walau hanya dengan sekedar pandangan mata kepadanya.
Seorang lelaki bergelut dengan kejamnya kehidupan, badannya merasa letih dan kadang jiwanya pun tertekan dengan banyaknya beban pekerjaan. Dia menunggu untuk kembali –pada- hal menunggu lebih panas dari pada bara- ke rumahnya untuk menghirup udara segar, kembali dan istirahat. Bila dia masuk rumah dengan sangat letih lalu menjumpai istrinya dalam keadaan tidak sedap di pandang. Kalau demikian berarti engkau telah gagal pada awal tahapan suami istri.
Di sini ada suatu pertanyaan, kenapa itu suatu kegagalan?
Yang terjadi di sini, bahwa sang suami akan sangat tertekan dan dia akan mencari-cari sebab untuk memarahimu, baik dengan perkataan atau perbuatan. Namun tatkala sang suami pulang ke rumahnya mendapati sesuatu yang menyenangkannya dan membahagiakannya serta menyegarkan dadanya, maka dia dengan segera lupa tekanan jiwanya dan keletihan badannya.
Faktor yang paling kuat untuk mendorong cintanya seorang laki-laki terhadap istrinya adalah bahagia dan senangnya tatkala memandang kepadanya. memandang kekasih dalam keadaan yang sangat indah dan menawan adalah faktor yang paling kuat untuk mengokohkan cintanya dalam hati.
Karena itulah, seorang muslimah hendaknya sangat hati-hati agar jangan sampai pandangan suaminya tertuju kepada sesuatu yang tidak disukainya, baik bau yang tidak sedap maupun pandangan yang tidak enak atau yang lainnya, merujuk kepada riwayat Shalafush Shalih dalam hal ini, Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya saya berhias untuk istriku sebagaimana dia juga berhias untukku, saya suka untuk menunaikan kewajibanku yang harus kuberikan kepadanya dengan baik dan hal ini secara otomatis menuntut dia untuk menunaikan kewajibannya kepadaku, karena Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman: “Dan wanita mempunyai hak yang seimbang menurut cara yang ma’ruf”. (QS. Al Baqarah : 228). Berdandan dengan sesuatu yang tidak mengandung dosa.
Para penulis sejarah dan biografi mengatakan: “Bahwa ada seorang suami yang acak-acakan rambutnya dan berdebu badannya masuk ke Khalifah Umar bin Al Khathtab Radhiallahu anhu bersama istrinya, istrinys berkata: “Bukan saya dan bukan ini (ia tidak suka) juga bukan dia wahai Amirul Mukminin”.
Umar pun mengetahui dari ucapannya bahwa ia membenci suaminya, maka beliau mengutus seseorang kepada suaminya agar supaya dia mau berdandan dengan menyisir rambutnya, memotong kukunya dan memperindah kerapiannya. Maka tatkala tiba baginya untuk menemui istrinya, maka sang istri merasa asing darinya. Lalu ia kabur darinya, namun setelah ia mengenali suaminya maka ia menerimanya dan menarik kembali tuduhannya.
Umar Radhiallahu anhu mengatakan: “Begitulah seharusnya kalian bebuat untuk mereka. Demi Allah mereka suka kalian untuk berdandan untuk mereka sebagaimana kalian suka mereka berdandan untuk kalian”.
Saudariku Muslimah…
Lihatlah bajumu sebelum datangnya suamimu, tanyakanlah kepada dirimu sendiri pertanyaan berikut ini: Apakah suamiku akan bahagia melihatku dalam keadaan seperti ini??!! Sudah pasti semua perempuan mengetahui jawabannya.
Sesungguhnya seorang laki-laki diciptakan dengan fitrahnya untuk mencintai sesuatu yang indah, kecuali orang yang merubah fitrahnya dan selalu berjalan dibelakang setiap kejahatan dan kekejian.
Ketika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya dan mendapati istrinya dalam keadaan yang sangat menawan maka akan bertambahlah kecintaan terhadap istrinya dan kecenderungannya kepada dia serta memahami capainya istrinya karenanya.
Sebagian perempuan ada yang beralasan (tidak sempat berdandan) dengan pekerjaan mereka di rumah, baik memasak atau mencuci maupun yang lainnya. Katakan kepada mereka: “Hendaknya kalian menyelesaikan pekerjaan itu sebelum datangnya suami walaupun yang demikian membutuhkan kesungguhan dan rasa capai, karena hasilnya lebih besar dari capai tadi dan sungguh tak ada padanannya.
Kemudian bila seorang laki-laki bila tidak mendapati di rumahnya sesuatu yang menyenangkannya maka akan dengan segera disergap prasangka dan bisikan dari setan, lalu akan terbersit dalam matanya perempuan lain di jalan yang bisa menyenangkannya dan dalam matanya ia akan membenci istrinya.
Saudariku Muslimah…
Upayakanlah senyumanmu senantiasa menghiasi bibirmu tiap kali suamimu memandang kepadamu. Sesungguhnya senyuman itu tidak lebih lama dari kedipan mata namun hal itu akan selalu menjadi kenangan yang terus menghunjam dalam memori seorang lelaki. Juga senymanmu itu akan menyebarkan kebahagiaan dalam rumah tangga, itu adalah suatu keindahan tiada tara yang dilihat oleh seorang suami setelah seharian ia dalam keadaan penat dan letihnya kerja.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya mimik wajahmu yang mengembang di hadapan sang suami pada hakikatnya lebih penting sekali daripada pakaian yang kamu kenakan dan perhiasan yang kamu pakai. Sesungguhnya cerianya senyuman dan kebahagiaan yang dilihat oleh seorang lelaki pada wajah istrinya saat ia memandangnya itu lebih dalam pengaruhnya daripada lembutnya suara lisan. Seorang lelaki lebih cepat menangkap apa yang diungkapkan istrinya dengan senyuman tulus yang tidak dinodai dengan permintaan apapun.
Sesungguhnya saya merasa bahagia dengan kedatanganmu.
Kau berikan kabahagiaan padaku dengan memandangmu.
Bahkan suatu perkara yang mesti diperhatikan bahwa senyuman itu manfaatnya akan kembali kepadamu dengan membawa kebaikan kepadamu, karena hal itu merupakan shadaqah yang kamu letakkan pada lembaran hidupmu. Dengarkanlah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, beliau bersabda: “ Senymanmu terhadap saudaramu adalah shadaqah”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi(2022). Bukhari (128 ) dalam kitab adabul mufrad dari hadits Abi Dzar, dan pada bab ini juga ada hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Jabir, Hudzaifah, dan Aisyah.
Wahai sudariku muslimah, jadikanlah keceriaan senantiasa memenuhi sisi kehidupanmu, kebahagiaan menyenangkan suamimu, kesuka-citaan selalu menghiasi rumahmudan ketahuilah pula bahwa manusia yang paling berhak mendapatkan ini semua adalah suamimu.
Sumber: dikutip dari buku “Inilah Kriteria Muslimah Dambaan Pria”: Abu Maryam Majdi bin Fathi As-Sayyid, penerjemah: Abu dan Ummu Muqbil, Penerbit: Pustaka Salafiyah
Istri yang shalihah mempunyai sifat-sifat yang istimewa dan kriteria yang yang sangat jelas. Diantara inti dari kriteria tadi adalah tiga yang prinsipil, hal itu terkandung dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sebaik-baik wanita adalah yang membahagiakanmu tatkala kamu memandangnya dan mentaatimu tatkala kamu memerintahkannya serta menjaga harga dirinya dan hartamu tatkala kamu tidak ada”. ( Hadits shahih. Dikeluarkan oleh Al Hakim (2/161, Ath-Thabrani seperti yang ada dalam Al Majma’ (4/237) dari hadits Ibnu Salam. Dikeluarkan juga oleh Imam Ahmad (2/251) dan An-Nasai seperti hadits tadi dari Abi Hurairah).
Bila kalian renungkan tiga sifat yang ada dalam hadits tadi maka akan kalian dapati bahwa itu semua adalah sebaik-baik yang diidamkan oleh tiap orang laki-laki dari orang perempuan.
Istri yang membahagiakan suami
Inilah sifat yang pertama kali yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar supaya tiap-tiap perempuan yang beriman dan bertakwa bisa menggapai kebahagiaan rumah tangga.
Inilah sifat yang mengantarkan seorang perempuan muslimah kedalam kehangatan cinta suaminya kepada dirinya serta kebahagiaannya dengannya juga kebahagiaan seorang perempuan dengan suaminya.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya kesempurnaan fisik adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh semua manusia yang berakal, baik lelaki maupun perempuan. Islam pun datang untuk mewujudkan kesempurnaan akhlak, akal dan fisik.
Wahai muslimah, hendaknya engkau menggali apa saja yang bisa menyempurnakan penampilanmu, memperindah keadaanmu di depan suamimu dan lakukanlah itu semua dengan hal-hal yang telah Allah bolehkan dan halalkan seperti pakai inai pada kuku atau memakai celak untuk mata ataupun memakai emas serta yang lainnya.
Istri yang shalihah adalah istri yang mampu menghadirkan kebahagiaan di depan suaminya walau hanya dengan sekedar pandangan mata kepadanya.
Seorang lelaki bergelut dengan kejamnya kehidupan, badannya merasa letih dan kadang jiwanya pun tertekan dengan banyaknya beban pekerjaan. Dia menunggu untuk kembali –pada- hal menunggu lebih panas dari pada bara- ke rumahnya untuk menghirup udara segar, kembali dan istirahat. Bila dia masuk rumah dengan sangat letih lalu menjumpai istrinya dalam keadaan tidak sedap di pandang. Kalau demikian berarti engkau telah gagal pada awal tahapan suami istri.
Di sini ada suatu pertanyaan, kenapa itu suatu kegagalan?
Yang terjadi di sini, bahwa sang suami akan sangat tertekan dan dia akan mencari-cari sebab untuk memarahimu, baik dengan perkataan atau perbuatan. Namun tatkala sang suami pulang ke rumahnya mendapati sesuatu yang menyenangkannya dan membahagiakannya serta menyegarkan dadanya, maka dia dengan segera lupa tekanan jiwanya dan keletihan badannya.
Faktor yang paling kuat untuk mendorong cintanya seorang laki-laki terhadap istrinya adalah bahagia dan senangnya tatkala memandang kepadanya. memandang kekasih dalam keadaan yang sangat indah dan menawan adalah faktor yang paling kuat untuk mengokohkan cintanya dalam hati.
Karena itulah, seorang muslimah hendaknya sangat hati-hati agar jangan sampai pandangan suaminya tertuju kepada sesuatu yang tidak disukainya, baik bau yang tidak sedap maupun pandangan yang tidak enak atau yang lainnya, merujuk kepada riwayat Shalafush Shalih dalam hal ini, Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya saya berhias untuk istriku sebagaimana dia juga berhias untukku, saya suka untuk menunaikan kewajibanku yang harus kuberikan kepadanya dengan baik dan hal ini secara otomatis menuntut dia untuk menunaikan kewajibannya kepadaku, karena Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman: “Dan wanita mempunyai hak yang seimbang menurut cara yang ma’ruf”. (QS. Al Baqarah : 228). Berdandan dengan sesuatu yang tidak mengandung dosa.
Para penulis sejarah dan biografi mengatakan: “Bahwa ada seorang suami yang acak-acakan rambutnya dan berdebu badannya masuk ke Khalifah Umar bin Al Khathtab Radhiallahu anhu bersama istrinya, istrinys berkata: “Bukan saya dan bukan ini (ia tidak suka) juga bukan dia wahai Amirul Mukminin”.
Umar pun mengetahui dari ucapannya bahwa ia membenci suaminya, maka beliau mengutus seseorang kepada suaminya agar supaya dia mau berdandan dengan menyisir rambutnya, memotong kukunya dan memperindah kerapiannya. Maka tatkala tiba baginya untuk menemui istrinya, maka sang istri merasa asing darinya. Lalu ia kabur darinya, namun setelah ia mengenali suaminya maka ia menerimanya dan menarik kembali tuduhannya.
Umar Radhiallahu anhu mengatakan: “Begitulah seharusnya kalian bebuat untuk mereka. Demi Allah mereka suka kalian untuk berdandan untuk mereka sebagaimana kalian suka mereka berdandan untuk kalian”.
Saudariku Muslimah…
Lihatlah bajumu sebelum datangnya suamimu, tanyakanlah kepada dirimu sendiri pertanyaan berikut ini: Apakah suamiku akan bahagia melihatku dalam keadaan seperti ini??!! Sudah pasti semua perempuan mengetahui jawabannya.
Sesungguhnya seorang laki-laki diciptakan dengan fitrahnya untuk mencintai sesuatu yang indah, kecuali orang yang merubah fitrahnya dan selalu berjalan dibelakang setiap kejahatan dan kekejian.
Ketika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya dan mendapati istrinya dalam keadaan yang sangat menawan maka akan bertambahlah kecintaan terhadap istrinya dan kecenderungannya kepada dia serta memahami capainya istrinya karenanya.
Sebagian perempuan ada yang beralasan (tidak sempat berdandan) dengan pekerjaan mereka di rumah, baik memasak atau mencuci maupun yang lainnya. Katakan kepada mereka: “Hendaknya kalian menyelesaikan pekerjaan itu sebelum datangnya suami walaupun yang demikian membutuhkan kesungguhan dan rasa capai, karena hasilnya lebih besar dari capai tadi dan sungguh tak ada padanannya.
Kemudian bila seorang laki-laki bila tidak mendapati di rumahnya sesuatu yang menyenangkannya maka akan dengan segera disergap prasangka dan bisikan dari setan, lalu akan terbersit dalam matanya perempuan lain di jalan yang bisa menyenangkannya dan dalam matanya ia akan membenci istrinya.
Saudariku Muslimah…
Upayakanlah senyumanmu senantiasa menghiasi bibirmu tiap kali suamimu memandang kepadamu. Sesungguhnya senyuman itu tidak lebih lama dari kedipan mata namun hal itu akan selalu menjadi kenangan yang terus menghunjam dalam memori seorang lelaki. Juga senymanmu itu akan menyebarkan kebahagiaan dalam rumah tangga, itu adalah suatu keindahan tiada tara yang dilihat oleh seorang suami setelah seharian ia dalam keadaan penat dan letihnya kerja.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya mimik wajahmu yang mengembang di hadapan sang suami pada hakikatnya lebih penting sekali daripada pakaian yang kamu kenakan dan perhiasan yang kamu pakai. Sesungguhnya cerianya senyuman dan kebahagiaan yang dilihat oleh seorang lelaki pada wajah istrinya saat ia memandangnya itu lebih dalam pengaruhnya daripada lembutnya suara lisan. Seorang lelaki lebih cepat menangkap apa yang diungkapkan istrinya dengan senyuman tulus yang tidak dinodai dengan permintaan apapun.
Sesungguhnya saya merasa bahagia dengan kedatanganmu.
Kau berikan kabahagiaan padaku dengan memandangmu.
Bahkan suatu perkara yang mesti diperhatikan bahwa senyuman itu manfaatnya akan kembali kepadamu dengan membawa kebaikan kepadamu, karena hal itu merupakan shadaqah yang kamu letakkan pada lembaran hidupmu. Dengarkanlah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, beliau bersabda: “ Senymanmu terhadap saudaramu adalah shadaqah”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi(2022). Bukhari (128 ) dalam kitab adabul mufrad dari hadits Abi Dzar, dan pada bab ini juga ada hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Jabir, Hudzaifah, dan Aisyah.
Wahai sudariku muslimah, jadikanlah keceriaan senantiasa memenuhi sisi kehidupanmu, kebahagiaan menyenangkan suamimu, kesuka-citaan selalu menghiasi rumahmudan ketahuilah pula bahwa manusia yang paling berhak mendapatkan ini semua adalah suamimu.
Sumber: dikutip dari buku “Inilah Kriteria Muslimah Dambaan Pria”: Abu Maryam Majdi bin Fathi As-Sayyid, penerjemah: Abu dan Ummu Muqbil, Penerbit: Pustaka Salafiyah
Aku Menc!nt❤!mu, Tapi ...
Nota Sang Fakir Cinta....
"...cinta itu tak pernah meminta tetapi memberi sepenuh rela, rasa bahagia biarpun sengsara berkorban segala-gala..."
Sebagai manusia biasa, aku juga punya hati juga cinta... kerana cinta itu adalah kurniaan Tuhan dan fitrah insani. Aku juga tidak mampu lari dari perasaan menyintai jiwa2 insan yang diciptakan Tuhan pemilik alam dan segala rasa cinta....
Suatu masa dahulu, aku pernah berlari dikaki bukit sambil menjerit meluahkan rasa cintaku terhadapnya. Aku puas begitu, walau aku tahu dirinya tidak mendengar jeritanku saat itu. Benar aku jatuh cinta!!! malah sejak sekian lama cinta ini telah ada untuknya...
Namun aku tahu, aku tidak mampu untuk membalas cintanya yang lebih tulus dari cintaku terhadapnya. Malah hingga ke saat ini lafaz cintaku masih belum terucap jelas. Aku akui, adakala aku sakit dengan cinta ini. Sakit melihat cintanya untukku, sedang aku tidak mampu membalas cintanya seperti mana dia menyintaiku... Malah adakalanya aku marah dengan huluran kasih dan cintanya yang tidak pernah surut untukku kerana aku juga menyintainya!!! jadi aku tidak sanggup melihat cintanya disia2kan olehku kerana aku rasakan diriku hanya sering mengecewakan dirinya.
Hakikatnya, setiap kali aku melihat senyumnya, aku tahu hatiku tertawan dengan manisnya senyuman itu. Setiap kali melihat tingkahnya, aku akui aku senang dengan kehadirannya yang mengisi setiap kekosongan jiwaku. Aku belajar erti cinta darinya yang menyintai diriku... dan sejak itu, aku tidak pernah berhenti untuk menyuburkan benih cinta dalam jiwaku walau cintanya tidak mampu ku balas sesempurna cintanya untukku...
Sedang cintaku masih belum terucap untuknya, tiba2 aku sekali lagi jatuh cinta pada seseorang yang bagiku saat itu, aku lebih memerlukan cintanya berbanding kekasih yang tidak mampu ku balas huluran cinta sempurnanya... Aku dapat rasakan keserasian aku dengan insan baru ini. Aku mula berkira2 mungkin selama ini keserasian yang ku cari dalam menjalin hubungan telah aku temui. Semakin hari aku semakin melupakan cinta lamaku yang tidak pernah aku lafazkan dengan jelas. Aku hanyut dengan cinta yang baru berputik dihatiku. Aku rasa aku lebih bahagia dengan cinta ini berbanding cinta sempurnamu yang aku tidak mampu membalasnya...
Hingga akhirnya aku menyesal kerana aku sememangnya tidak mampu mengucapkan kata2 cintaku untukmu... kerana Allah lebih menyintai hamba-Nya. Dirimu pergi meninggalkan diriku semasa dalam perjalanan bagi menyatakan rindumu kepadaku di kampus tempat aku menemui cinta baruku dan melupakan cinta sempurnamu... Aku menangis, aku menyesal dan aku jatuh sekali lagi...
Saat aku jatuh kini, aku sangkakan cinta baruku mampu memberi kekuatan untukku... rupanya dia hanya mempergunakanku... Aku sangkakan aku lebih serasi dengan cinta baruku, rupanya aku lupa bahawa darah yang mengalir dalam tubuhku adalah darah yang sama dari insan yang memberiku 'cinta insan' yang sempurna... Namun aku menyedari, akhirnya aku tidak lagi berpeluang melafazkan cintaku padamu kerana kesibukanku mencari cinta lain yang belum tentu diberi tanpa syarat sepertimu... ibu... ayah... walau kalian telah tiada, izinkan aku melafazkan ayat2 cinta ini buat kalian walau mungkin sudah terlewat ... "Sesungguhnya Ana menyintai ibu dan ayah... maafkan Ana kerana Ana bukan anak yang baik untuk ibu dan ayah..."....
AKU MENYINTAIMU... TAPI CINTAKU PUNYA SYARAT UNTUKMU... AKU MENYINTAIMU... NAMUN CINTAKU BUKAN SETEGUH CINTAMU PADAKU... AKU MENYINTAIMU... NAMUN HANYA TINGKAH YANG MENDAHULUI LAFAZKU... AKU MENYINTAIMU... MUNGKINKAH KASIHKU TULUS UNTUKMU???... AKU MENYINTAIMU... BENARKAH LAFAZ INI BUATMU, IBU DAN AYAHKU???...
p/s: Sesungguhnya cinta ibu dan ayah adalah 'cinta insan' yang paling sempurna. Mereka memberi tanpa syarat dan tidak pula diminta sebarang pembalasan. Mengapa dicari 'cinta insan' lain yang dirasakan lebih sempurna andai cinta ibu dan ayah belum lagi difahami dan diselami... Jangan biarkan cinta itu menjadi lafaz yang tersimpan...sesungguhnya cinta itu walau tidak mampu terbalas, namun tidak salah untuk turut menyintai... Ayuh rebut cinta ibu dan ayah sebelum mencari cinta manusia yang tidak pasti... lagipun, bukankah redhanya Allah selepas redhanya Ibubapa....
cinta yang sejati
hanya cintakan illahi
cinta ayah bonda
tulus suci selamanya
cintakan saudara
hanya sementara
serta sesama insan
suburkan dengan ketakwaan..
hanya cintakan illahi
cinta ayah bonda
tulus suci selamanya
cintakan saudara
hanya sementara
serta sesama insan
suburkan dengan ketakwaan..
entry ni tercipta saat mendengar lagu 'LAFAZ YANG TERSIMPAN dri Unic' ...sekadar nukilan imaginasi seorang penulis(",)v... (ibarat cerpen yang lebih pendek dari cerita pendek)...sekadar untuk hiburan mendidik jiwa...
Read more: http://seteguhhati.blogspot.com/2010/03/aku-menyintai-mu-tapi.html#ixzz17P4qTMin
Langganan:
Postingan (Atom)