CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 24 Desember 2010

Tidak Mau Sholat Ada Sifat SOMBONG

View Image

Sahabat ….

Sholat adalah perintah Allah untuk menghamba kepada-Nya.

Sholat adalah perintah Allah untuk bersyukur kepada-Nya.

Sholat adalah ukuran hamba yang beriman dan bertakwa.



”Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak.

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.”

(QS Al Kautsar :1-2)



Sholat adalah mengagungkan Allah, diri ini kecil.

Tidak mau sholat ….?

Apakah dia lebih agung dari Allah,

yang telah memerintahkan sholat ?



Sholat adalah memuji Allah, diri ini nista.

Tidak mau sholat ….?

Apakah dia lebih terpuji daripada Allah,

yang bertasbih dan bertahmid apa yang di langit dan di bumi ?





Sholat adalah memohon petunjuk kepada Allah, diri ini tak tahu arah.

Tidak mau sholat ….?

Apakah dia lebih tahu daripada Allah,

yang Maha Tahu atas segala sesuatu.



Sholat adalah memohon ampun kepada Allah atas segala dosa.

Tidak mau sholat ….?

Apakah dia bebas dari dosa,

sehingga tidak butuh ampunan-Nya ?



Sholat adalah meminta kepada Allah, diri ini fakir.

Tidak mau sholat ....?

Apakah dia lebih kaya daripada Allah,

yang memiliki semua yang ada ?



Sholat adalah tunduk dan taat kepada Allah, diri ini tak berkuasa.

Tidak mau sholat ....?

Apakah dia lebih berkuasa daripada Allah,

yang semuanya ada di Tangan-Nya?



Sholat adalah ruku’ dan sujud kepada Allah, diri ini hina.

Tidak mau sholat ....?

Apakah dia lebih mulia dari pada Allah,

yang bertasbih apa yang di langit dan di bumi?



Sholat adalah bersyukur kepada Allah, diri ini papa.

Tidak mau sholat ....?

Apakah dia telah mencukupi dirinya sendiri,

selain pemberian dari Allah ?



Sholat adalah penghormatan kepada Allah.

Tidak mau sholat....?

Apakah dia lebih terhormat daripada Allah,

yang kemulian-Nya diakui seluruh makhluk-Nya ?





Sholat adalah perlindungan kepada Allah dari api neraka.

Tidak mau sholat....?

Apakah dia akan aman dari siksa neraka,

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,

dan penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras ?





Dan makhluk Allah yang di langit dan bumi, semuanya sholat

Mereka bertasbih, bertahmid, sujud dan mengangungkan-Nya



”Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya berTASBIH apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) SHOLAT dan TASBIHnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS An Nur : 41)



”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan berTASBIH dengan MEMUJI-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti TASBIH mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Isra’:44)



"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah berSUJUD apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gu-nung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan seba-gian besar daripada manusia?" (QS Al-Hajj: 18)



Hanya sebagian jin dan manusia yang ANGKUH dan SOMBONG

yang tidak mau melakukan sholat,

yang tidak mau mengagungkan Allah,

yang tidak mau memuji Allah,

yang tidak mau memohon petunjuk kepada Allah,

yang tidak mau memohon ampun kepada Allah,

yang tidak mau meminta kepada Allah,

yang tidak mau tunduk dan taat kepada Allah,

yang tidak mau ruku’ dan sujud kepada Allah,

yang tidak mau bersyukur kepada Allah,

yang tidak mau menghormat kepada Allah,

yang tidak mau berrlindung kepada Allah dari api neraka.



Iblis diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Adam,

Dia enggan dan takabur, karena merasa lebih baik dari Adam



Manusia diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Allah

Bila dia enggan dan takabur, apakah dia merasa lebih baik dari Allah ?





Firman Allah:

”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan SOMBONG, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS Al Israa’ :37)



Sabda Rasul :

”Tidak akan masuk surga siapa yang di dalam hatinya ada kesombongan walau seberat debu.” (HR Muslim)



Hukum orang yang tidak mau sholat:



Allah benci dengan orang yang sombong, dan Rasul diperintahkan untuk memerangi orang-orang yang sombong, sebagaimana sabdanya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:



أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ



“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka (1) bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, (2) menegakkan SHOLAT, (3)menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 75 dan Muslim no. 21)



Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:



إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ



“Sungguh yang memisahkan antara seorang laki-laki (baca: muslim) dengan kesyirikan dan kekufuan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82)



Asy-Syaukani berkata dalam Nailul Authar (1/403), “Hadits ini menunjukkan bahwa meninggalkan shalat termasuk dari perkara yang menyebabkan terjadinya kekafiran.”



Syaikhul Islam Ibnu Taimiah juga menerangkan perbedaan antara kata ‘al-kufru’ (memakai ‘al’) dengan kata ‘kufrun’ (tanpa ‘al’). Dimana kata yang pertama (yang memakai ‘al’/makrifah) bermakna kekafiran akbar yang mengeluarkan dari agama, sementara kata yang kedua (tanpa ‘al’/nakirah) bermakna kafir asghar yang tidak mengeluarkan dari agama. Sementara dalam hadits di atas dia memakai ‘al’. (lihat Iqtidha` Ash-Shirath Al-Mustaqim hal. 70)



Buraidah -radhiallahu anhu- berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:



الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ



“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat, karenanya barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. At-Tirmizi no. 2621, An-Nasai no. 459, Ibnu Majah no. 1069 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4143)



Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin berkata, “Yang dimaksud dengan kekafiran di sini adalah kekafiran yang menyebabkan keluar dari Islam, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan shalat sebagai batas pemisah antara orang orang mu’min dan orang orang kafir, dan hal ini bisa diketahui secara jelas bahwa aturan orang kafir tidak sama dengan aturan orang Islam. Karena itu, barang siapa yang tidak melaksanakan perjanjian ini maka dia termasuk golongan orang kafir.”



Dari Abdullah bin Syaqiq Al-Uqaili -rahimahullah- dia berkata:



كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرَوْنَ شَيْئًا مِنْ الْأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلَاةِ



“Para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpendapat mengenai sesuatu dari amal perbuatan yang mana meninggalkannya adalah suatu kekufuran melainkan shalat.” (HR. At-Tirmizi no. 2622)



Itulah mengapa dalam peperangan, orang yang menyerah dan masuk islam belum diakui, sebelum mendirikan sholat dan membayar zakat.



" Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan mereka untuk berjalan. sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS At Taubah : 5 ).



”Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS At Taubah : 11)



Itulah mengapa, pada masa Rasulullah dan sahabat semua muslim mendirikan shalat di masjid, termasuk orang munafik, walaupun dengan malas.



Alloh Ta'ala berfirman, yang artinya :" Sesungguhnya orang orang munafik itu menipu Alloh dan Alloh akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' ( dengan sholat ) dihadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Alloh kecuali sedikit sekali." (An Nisa: 142)



Rasulullah bersabda : Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]



Dan shalat adalah kunci surga, tidak shalat ya masuk neraka, yaitu neraka SAQAR, Allah Ta'ala berfirman, yang artinya : " Apakah yang memasukkan kamu kedalam saqar ( neraka ) ?" mereka menjawab," Kami dahulu tidak termasuk orang orang yang mengerjakan shalat." ( Al Mudatsir: 42-43 ).



Wallahu a’lam bi showab

Oleh ... " Siti Fatimah Al-Farizy"

Siapa yg akan Menyolatkan JENAZAhku Kelak ???


بسم الله الرحمن الرحيم .

SIAPA YANG AKAN MENYOLATKAN JENAZAHMU KELAK?

Saudaraku
Siapa yang akan menyolatkan jenazahmu kelak?
Apakah engkau sudah memilih orang-orang yang akan berdiri mengisi shaf-shaf di belakang jenazahmu, untuk menyolatkanmu?
Pertanyaan yang mungkin terdengar aneh dan membingungkan.
Apa mungkin kita memilih itu? Apakah kita pantas untuk memilih orang yang akan menyolatkan kita?
Jangan gusar saudaraku, sabar .. buka hatimu sebelum membuka mata dan telingamu!
Sudah menjadi kebiasaan, bahwasanya yang akan menyolatkan jenazahmu adalah orang-orang yang engkau cintai dan teman-temanmu, bukankah begitu?
Sekarang cobalah lihat orang-orang di sekelilingmu, lihatlah teman-teman dekatmu, siapa di antara mereka yang pantas untuk menyolatkanmu apakah si A atau si B, apakah dia memang pantas menyolatkanmu?
Saudaraku,
Janganlah menutup mata dari realita yang ada dan jangan sumbat telingamu dari nasehat yang berharga. Bisa jadi kenyataan yang ada memang pahit dan nasehat yang akan engkau dengar menyakitkan. Lapangkanlah dadamu semoga Allah Ta’ala memberkahimu.
Saudaraku, kita harus menelan pahitnya permasalahan ini. Karena itu lebih baik dari kita menelan akibatnya di hari kiamat, di mana tak mungkin lagi mengulangi kehidupan di dunia.
Saudaraku,
-          Siapa yang akan memandikanmu?
-          Siapa yang akan mengafankanmu?
-          Siapa yang akan mengangkat kerandamu?
-          Siapa yang akan menyolatkanmu?
-          Siapa yang akan meletakkanmu di liang lahad?
-          Siapa yang akan mendo’akanmu?
-          Siapa yang akan berdiri di sisi kuburanmu, berdo’a untukmu agar Allah meneguhkanmu ketika malaikat menanyamu?
Jawablah saudaraku!
Siapa yang akan menangisimu?
-          Apakah perokok itu?
-          Ataukah orang yang tidak mau tunduk dan sholat kepada Robbnya ini?
-          Ataukah orang yang meninggalkan puasa dan zakat ini?
-          Ataukah orang yang membiarkan istri dan anak perempuannya bebas berkeliaran di jalanan dan tempat hiburan dengan penampilan yang buruk dan pakaian yang hampir telanjang? Orang yang rela dirinya menjadi seorang Dayyuts?
-          Ataukah orang yang bergelimang maksiat dan dosa besar?
-          Ataukah orang yang tidak memalingkan pandangannya dari wanita bukan mahrom, memandangnya seakan-akan menelanjanginya dengan matanya?
Saudaraku, siapa orang yang engkau inginkan menangisi kematianmu?
-          Apakah temanmu yang mengajakmu ke tempat-tempat minuman keras, ataukah orang yang mengajakmu ke majlis-majlis ilmu?
-          Atau orang yang kalau berbicara, tema pembicaraannya denganmu adalah berita-berita artis, bintang film, penari dan penyanyi, serta menyampaikan kepadamu berita-berita cabul dan keji, ataukah orang yang kalau berbicara kepadamu mengatakan,; Allah berfirman  .. Rasulullah bersabda?
-          Atau orang yang mengajakmu ke tempat hiburan, pantai, sinema dan menghabiskan waktu dengan menonton televisi serta perlombaan-perlombaan ataukah yang mengajakmu ke taman-taman surga?
-          Apakah orang yang mengajak atau  bersamamu main domino, catur dan tenis ataukah orang yang membukakan untukmu lembaran-lembaran Mushaf Al Qur’an?
Saudaraku
Siapa teman dekat dan sahabat akrabmu? Kami bantu engkau untuk memilih sahabat atau teman yang akan menyolatkan jenazahmu esok.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda,
(( لاتصحب إلا مؤمناً ولا يأكل طعامك إلا تقي))
“Janganlah bersahabat kecuali dengan seorang mukmin dan janganlah memakan makananmu kecuali seorang yang bertakwa”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim, dihasankan oleh Al Albany, Shohih Al Jami’ no. 7341)
Beliau shollallahu ‘alaihi wasallama juga bersabda,
(( مثل الجليس الصالح والجليس السوء كمثل صاحب المسك وكير الحداد ، لايعدمك من صاحب المسك أن تشتريه أو تجد ريحه ، وكير الحداد يحرق بدنك أو ثوبك أو تجد منه  ريحاً خبيثاً))
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu laksana berteman dengan penjual minyak wanig dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi engkau bisa membeli darinya atau setidaknya mendapatkan aromanya. Sedangkan pandai besi akan membakar badanmu atau pakaianmu atau engkau mendapatkan darinya bau yang tidak sedap”. (HR. Bukhari)
Coba engkau renungkan buah dari persahabatan yang baik dengan orang yang baik di dunia sebelum manfaatnya di akhirat!
Rasul kita shollallahu ‘alaihi wasallama mengisahkan,  ada tiga orang dari umat sebelum kalian yang melakukan perjalanan, sehingga mereka terpaksa bermalam di sebuah go’a, tatkala mereka telah memasukinya bebatuan dari atas gunung berjatuhan sehingga menutupi pintu gua. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada yang akan menyelamatkan kalian dari gua ini kecuali setiap kalian berdo’a kepada Allah dengan amal sholehnya’.
Nabi shollallahu ‘alaihi wasallama menyebutkan di dalam kisah tersebut, bahwasanya orang yang pertama berdo’a dengan amal sholehnya maka terbukalah sedikit pintu gua yang tertutup bebatuan yang longsor itu, akan tetapi mereka belum bisa keluar.
Dan yang kedua berdo’a dengan amal sholehnya, lalu batu yang menutup pintu goa bertambah terbuka namun mereka belum juga bisa keluar darinya.
Dan yang ketiga juga berdo’a dengan amal sholeh maka terbukalah pintu gua tersebut dan merekapun keluar. (kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari)
Perhatikan bagaimana persahabatan ini bermanfaat sehingga Allah Ta’ala mengeluarkan semuanya dengan selamat.
Bayangkan saudaraku,
Kalaulah salah seorang dari mereka tidak memiliki kesalehan, niscaya mereka tidak dapat keluar, bahkan bisa jadi semuanya mati, akibat siapa? Akibat maksiat yang seorang itu.
Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
(( مامن رجل مسلم يموت فيقوم على نجازته اربعون رجلاً لايشركون بالله شيئاًإلا شفعهم الله فيه ))
“Tidaklah seorang muslim wafat, lalu berdiri menyolatkan jenazahnya empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun melainkan Allah jadikan mereka sebagai syafa’at baginya”. (HR. Muslim)
Ini mencakup dua perkara :
Pertama : mereka menjadi syafaat baginya maksudnya tulus berdo’a untuknya memohonkan ampuntan untuknya.
Kedua : mereka adalah orang-orang yang beriman; akidah mereka bersih dari syirik kecil apalagi yang besar.
Saudaraku, kesempatan masih terbentang di hadapanmu.
Tidakkah engkau melihat jenazah dan orang-orang yang berjalan mengiringi di belakangnya, keadaan mereka sama seperti keadaan si mayit. Bukan itu kenyataan yang ada?
Bahkan engkau lihat, orang yang mengantar jenazahmu ini bisa jadi tidak ikut menyolatkanmu, akan tetapi ia menunggu di luar mesjid. Apabila orang selesai menyolatkanmu dia ikut mengangkatmu untuk memasukkanmu ke liang lahad. Bukankah ini realita yang memedihkan yang kita saksikan? Bahkan mungkin engkau sendiri tidak menyolatkan jenazah salah seorang temanmu yang engkau antar.
Mungkin engkau akan mengatakan, lantas apa yang harus aku lakukan? Apa jalan yang harus aku tempuh?
Simaklah kisah berikut ini, yang dikisahkan oleh Nabi kita shollallahu ‘alaihi wasallama, “Dahulu pada masa orang-orang sebelum kalian ada seseorang yang telah membunuh Sembilan puluh sembilah jiwa. Lalu ia bertanya siapa orang yang paling berilmu. Maka ditunjukanlah kepadanya seorang rahib. Ia pun pergi mendatanginya. Ia berkata kepada rabib tersebut, ‘Sesungguhnya aku telah membunuh Sembilan puluh Sembilan jiwa, apakah masih ada taubat untukku? Rahib berkata, ‘Tidak’. Maka ia membunuhnya, genaplah seratus orang dibunuhnya. Kemudian ia menanyakan lagi tentang orang yang paling berilmu (tempatnya bertanya). Ditunjukkanlah kepadanya seorang ‘alim (yang berilmu). Ia mendatanginya dan berkata, ‘Aku telah membunuh seratus orang, apakah masih ada taubat untukku? Ahli ilmu itu menjawab, ‘Ya, siapa yang akan menghalangi antara engkau dengan  taubat?! Pergilah ke negeri ini dan ini, sesungguhnya di sana ada orang-orang yang mengibadati Allah, ibadatilah Allah bersama mereka jangan pulang ke kampungmu, sesungguhnya kampungmu itu tempat yang buruk’.
Berangkatlah ia sehingga di pertengahan jalan, Malaikat Maut mendatanginnya, maka malaikat rahmat dan malaikat azab saling berebut untuk membawa ruhnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Ia datang kepada kami dengan bertaubat, menghadap Allah dengan hatinya’. Dan malaikat azab berkata, ‘Dia belum melakukan amal kebaikan sama sekalipun’. Maka Allah mengutus seorang malaikat kepada mereka. Dan memerintahkan kedua malaikat itu mengukur jarak antara ke dua tempat tersebut. Ketempat mana jaraknya yang terdekat denganya maka orang itu untuknya. Maka mereka mengukurnya, mereka mendapatkannya lebih dekat ke negeri yang ditujunya, maka malaikat rahmat membawanya”.
Dalam riwayat lain, “Maka Allah mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkannya untuk menjauh dan bumi yang akan ditujunya untuk mendekat”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Baihaqy dan  Ibnu Majah)
Saudaraku, inilah berkah keta’atan, berkah bersegera bertaubat.
Dari kisah ini kita petik pelajaran berharga, bahwasanya disukai bagi seorang yang bertaubat meninggalkan tempat-tempat dia dulu melakukan perbuatan dosa, dan teman-teman yang dulu membantunya berbuat maksiat, serta memutus persahabatan dengan mereka selama mereka tidak berobah masih bergelimang lumpur maksiat. Dan hendaklah ia menggantikan mereka dengan berteman dengan orang-orang yang baik dan sholeh, serta ahli ilmu dan ibadah, dan orang-orang yang bisa dijadikan teladan serta berteman dengan mereka mendatangkan manfaat dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala memrintahkan kita bertaubat dan kembali kepadaNya,
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأنهار ﴾ [اتحريم:8].

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuhah, mudah-mudahan Robb kamu mengampuni dosa-dosa kamu dan memasukkan kamu ke dalam surge-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.
Dari sekarang saudaraku, jangan tutup halaman ini kecuali engkau telah menutup lembahan-lembaran masa lalumu. Untuk membuka lembaran-lembaran baru yang putih bersih ..awal jalanmu menuju Allah, jalan menuju ridhoNya, jalan menuju Daarus Salam.
﴿ وَاللّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلاَمِ وَيَهْدِي مَن يَشَاء إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴾ [يونس : 25]
Artinya, “Dan Allah menyerumu kepada Daarus Salam dan menunjuki orang-orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus”.
Ya Allah, tunjukilah kami kepada jalanMu yang lurus, dan kumpulkanlah kami kelak di hari kiamat bersama para nabi, orang-orangh yang shiddiq, orang-orang yang mati syahir dan orang-orang yang sholeh, merekalah sebaik-sebaik teman, Allahumma Aamiin.

Kamis, 23 Desember 2010

Sajak KEMATIAN

Oleh : Siti Hasanah



Wahai ruh...
Telah kau saksikan seorang hamba meregang nyawa
Melepaskan apa yg pernah dia nikmati
Meninggalkan apa yg ia cintai
Meninggalkan apa yg telah menjadi miliknya

Wahai ruh...
Aku tak pernah mengetahui apa yg terjadi dengannnya
Bagaimana ia mengalami sakaratul maut menjemputnya
Bagaimana detik - detik menjelang kematiaanya
Apa yang ia rasakan ?
Apa yang ia lihat ?
Apa yg dia pikirkan saat itu ?

Wahai ruh....
Kubayangkan keadaanku seperti dia
Kubayangkan saat Izrail datang menghampiriku
Bagaimana ketika ia mendatangiku
Bagaimana ketika ia menarik ruhku
Apa dengan cara perlahan - lahan?
Apa dengan cara yg sangat kasar?
Apa yg akan kurasakan wahai ruh?
Saat engkau pergi meninggalkan jasadku

Wahai ruh...
Ketika kematian menjemputku
Ketika aku tinggalkan dunia dgn berbagai macam fitnah
Bagaimana dengan orang2 yg mencintai dan kucintai
Menangiskah mereka?
Atau bahagiakah mereka setelah kepergianku
Apa mereka mengingat aku?
Atau mereka melupakan aku
Apa mereka mengirimkan untukku doa2 indahnya?
Atau mereka mengirimku dengan amarah dan cacian

Wahai ruh...
Aku tau aku akan sendirian disana
Aku tau tak ada yg mau menemaniku dialam sana
Tempat yg sangat gelap gulita
Tempat dimana akan menjadi pengistirahatanku yang panjang

Wahai ruh...
Jika amal ku datang menghampiriku
Bagaimana bentuk wajahnya
Apa dia datang dengan wajah senyum dan berseri?
Atau ia datang dengan wajah hitam legam dengan aroma tak sedap
Dan Malaikat itu....
Apa yg akan dia tanyakan kepadaku?
Mampukan aku menjawabnya?
Atau pukulan gada yg aku terima

Wahai ruh...
Apa yg terjadi dgn jasadku?
Jika ia memendamku dengan tujuh puluh hasta
dan ia bangkitkan aku kembali
dan ia akan terus memendam dan membangkitkan ku kembali
Hancur sudah badanku, sempurna lg, hancur lagi...

Wahai ruh...
Ketika aku dibangkitkan....
Dalam keadaan apa aku menghadapNYA?
Dengan wajah tertunduk penuh hina?
Atau dengan wajah putih berseri
Ketika aku digiring berjalan
Kemana aku ditempatkan
Apa jalanku lurus menuju neraka?
Atau jalan lurus menuju surga
ketika aku haus dahaga
Apa yg aku minum?
Dari mata air yang sangat panas?
Atau dari telaga yg indah
Ketika Aku lapar
Apa yg aku makan?
Dari buah yg mengandung duri dan panas
Yg panasnya menghancurkan daging2 ditubuhku
Atau dari sari makanan yg manis

Ya Robb Ya Rahman Ya Rahim.....
Aku tak sanggup membayangkan keadaanku sendiri
Aku tak akan sanggup menanggung siksa yg amat pedih
Aku tak sanggup menghadapi siksa kuburMU
Aku tak sanggup menyaksikan betapa berat timbangan dosaku
Aku tak sanggup meniti titian shirotol mustaqim
Aku tak sanggup saat ENGKAU lemparkan tubuhku kedalam nerakaMU

Ya Robb...
Kasihani aku, sayangi aku
Jangan biarkan aku ,menceburkan diriku sendiri kedalam nerakaMU

Ya Robb...
Ampuni segala dosa dan kehilafanku...
Ampuni segala maksiat yg telah menjadi bagian hidupku
Ampuni nafsuku yg melebihi batas

Ya Rosululluh..
Tolong aku dengan SyafaatMu
Kasihani aku ...
Karena aku tau Engkau amat mencinta ummatMu.

Ya Robb...
Ijinkan Aku bersama orang2 yg ENGKAU cintai...
Ijinkan aku mengikuti orang2 yg ENGKAU sayangi...
Karena akupun tau...
Bahwa kita akan bersama orang yg kita cintai...


Pisangan Baru, 13 Desember 2010

View Image

Selasa, 21 Desember 2010

Yang Terlupa Dalam Menuntut Ilmu


View Image

Bertahun-tahun sudah kita luangkan waktu kita untuk menuntut ilmu. Suka duka yang dirasakan juga begitu banyak. Mengingat masa lalu terkadang membuat kita tersenyum, tertawa dan terkadang membuat kita menangis. Inilah kehidupan yang harus kita jalani. Kehidupan sebagai seorang thalibul’ilmi. Akan tetapi, mungkin kita sering melupakan, apakah ilmu yang kita dapatkan adalah ilmu yang bermanfaat ataukah sebaliknya.

Penulis teringat sebuah hadis yang diriwayatkan oleh seorang sahabat yang bernama Zaid bin Arqam radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
Artinya: “Ya Allah. Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah merasa kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR Muslim No. 6906 dan yang lainnya dengan lafaz-lafaz yang mirip)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja, yang dijamin oleh Allah untuk menjadi pemimpin Bani Adam di hari akhir nanti, sangat sering mengulang doa-doa ini, apalagi kita, yang sangat banyak berlumuran dosa, sudah seharusnya selalu membacanya.
Mengetahui ciri-ciri ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat sangatlah penting. Oleh karena itu, berikut ini penulis sebutkan beberapa ciri ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat yang penulis ambil dari kitab Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali yang berjudul Bayan Fadhli ‘Ilmissalaf ‘ala ‘Ilmilkhalaf.
Ciri-ciri ilmu yang bermanfaat di dalam diri seseorang:
  1. Menghasilkan rasa takut dan cinta kepada Allah.
  2. Menjadikan hati tunduk atau khusyuk kepada Allah dan merasa hina di hadapan-Nya dan selalu bersikap tawaduk.
  3. Membuat jiwa selalu merasa cukup (qanaah) dengan hal-hal yang halal walaupun sedikit yang itu merupakan bagian dari dunia.
  4. Menumbuhkan rasa zuhud terhadap dunia.
  5. Senantiasa didengar doanya.
  6. Ilmu itu senantiasa berada di hatinya.
  7. Menganggap bahwa dirinya tidak memiliki sesuatu dan kedudukan.
  8. Menjadikannya benci akan tazkiah dan pujian.
  9. Selalu mengharapkan akhirat.
  10. Menunjukkan kepadanya agar lari dan menjauhi dunia. Yang paling menggiurkan dari dunia adalah kepemimpinan, kemasyhuran dan pujian.
  11. Tidak mengatakan bahwa dia itu memiliki ilmu dan tidak mengatakan bahwa orang lain itu bodoh, kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah dan ahlussunnah. Sesungguhnya dia mengatakan hal itu karena hak-hak Allah, bukan untuk kepentingan pribadinya.
  12. Berbaik sangka terhadap ulama-ulama salaf (terdahulu) dan berburuk sangka pada dirinya.
  13. Mengakui keutamaan-keutamaan orang-orang yang terdahulu di dalam ilmu dan merasa tidak bisa menyaingi martabat mereka.
  14. Sedikit berbicara karena takut jika terjadi kesalahan dan tidak berbicara kecuali dengan ilmu. Sesungguhnhya, sedikitnya perkataan-perkataan yang dinukil dari orang-orang yang terdahulu bukanlah karena mereka tidak mampu untuk berbicara, tetapi karena mereka memiliki sifat wara’ dan takut pada Allah Taala.
Adapun ciri-ciri ilmu yang tidak bermanfaat di dalam diri seseorang:
  1. Ilmu yang diperoleh hanya di lisan bukan di hati.
  2. Tidak menumbuhkan rasa takut pada Allah.
  3. Tidak pernah kenyang dengan dunia bahkan semakin bertambah semangat dalam mengejarnya.
  4. Tidak dikabulkan doanya.
  5. Tidak menjauhkannya dari apa-apa yang membuat Allah murka.
  6. Semakin menjadikannya sombong dan angkuh.
  7. Mencari kedudukan yang tinggi di dunia dan berlomba-lomba untuk mencapainya.
  8. Mencoba untuk menyaing-nyaingi para ulama dan suka berdebat dengan orang-orang bodoh.
  9. Tidak menerima kebenaran dan sombong terhadap orang yang mengatakan kebenaran atau berpura-pura meluruskan kesalahan karena takut orang-orang lari darinya dan menampakkan sikap kembali kepada kebenaran.
  10. Mengatakan orang lain bodoh, lalai dan lupa serta merasa bahwa dirinya selalu benar dengan apa-apa yang dimilikinya.
  11. Selalu berburuk sangka terhadap orang-orang yang terdahulu.
  12. Banyak bicara dan tidak bisa mengontrol kata-kata.
Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata, “Di saat sekarang ini, manusia boleh memilih apakah dia itu ridha untuk dikatakan sebagai seorang ulama di sisi Allah ataukah dia itu tidak ridha kecuali disebut sebagai seorang ulama oleh manusia di masanya. Barang siapa yang merasa cukup dengan yang pertama, maka dia akan merasa cukup dengan itu… Barang siapa yang tidak ridha kecuali ingin disebut sebagai seorang ulama di hadapan manusia, maka jatuhlah ia (pada ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam),
من طلب العلم ليباهي به العلماء أو يماري به السفهاء أو يصرف وجوه الناس إليه فليتبوأ مقعده من النار
Artinya: “Barang siapa yang menuntut ilmu untuk menyaing-nyaingi para ulama, mendebat orang-orang bodoh atau memalingkan wajah-wajah manusia kepadanya, maka dia itu telah mempersiapkan tempat duduknya dari neraka.” (*)
*) Dengan Lafaz yang seperti ini, penulis belum menemukannya dengan sanad yang shahih. Akan tetapi, terdapat lafaz yang mirip dengannya di Sunan At-Tirmidzi No. 2653 dengan sanad yang hasan, yaitu:
من طلب العلم ليجاري به العلماء أو ليماري به السفهاء أو يصرف به وجوه الناس إليه أدخله الله النار
***
اللهم إني أسألك علما نافعا و رزقا طيبا و عملا متقبلاز آمين
Maraji’:
  1. Bayan Fadhli ‘Ilmissalaf ‘ala ‘Ilmilkhalaf oleh Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali, Dar Al-Basya’ir Al-Islamiah
  2. Shahih Muslim, Dar As-Salam
  3. Sunan At-Tirmidzi, Maktabah Al-Ma’arif
***
Penulis: Ustadz Said Yai Ardiansyah (Mahasiswa Fakultas Hadits, Jami’ah Islamiyah Madinah, Saudi Arabia)
Artikel www.muslim.or.id


Surat Cinta Tuk JIwa ✿,✿




Surat ini kutujukan untuk diriku
sendiri serta sahabat-sahabat
tercintaku yang insyaAllah tetap
mencintai Allah dan RasulNya di atas
segalanya, kerana hanya
cinta itu yang dapat mengalahkan
segalanya, cinta hakiki yang membuat
manusia melihat segalanya dari sudut
pandangan yang berbeda, lebih bermakna
dan indah.


Surat ini kutujukan untuk hatiku dan
hati sahabat-sahabat tercintaku yang
kerap kali terisi oleh cinta selain
dariNya, yang mudah sekali terlena
oleh indahnya dunia, yang terkadang
melakukan segalanya bukan keranaNya,
lalu di ruang hatinya
yang kelam merasa senang jika dilihat
dan dipuji orang, entah di mana
keikhlasannya. Maka saat merasakan
kekecewaan dan kelelahan kerana
perkara yang dilakukan tidak
sepenuhnya berlandaskan keikhlasan,
padahal Allah tidak pernah menanyakan
hasil. Dia akan melihat kesungguhan
dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku
serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku
yang mulai lelah menapaki jalanNya
ketika seringkali mengeluh, merasa
dibebani bahkan terpaksa untuk
menjalankan tugas yang sangat mulia.
Padahal tiada kesakitan, kelelahan
serta kepayahan yang dirasakan oleh
seorang hamba melainkan Allah akan
mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruh-ku dan
ruh sahabat-sahabat tercintaku yang
mulai terkikis oleh dunia yang menipu,
serta membiarkan fitrahnya tertutup
oleh maksiat yang dinikmati, lalu di
manakah kejujuran diletakkan? Dan kini
terabailah sudah nurani yang bersih,
saat ibadah hanyalah sebagai rutin
belaka, saat jasmani dan fikiran
disibukkan oleh dunia, saat wajah
menampakkan kebahagiaan yang penuh
kepalsuan. Coba lihat disana! Hatimu
menangis dan meranakah?

Surat ini kutujukan untuk diriku dan
diri sahabat-sahabat tercintaku yang
sombong, yang terkadang bangga pada
dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun
yang membuat kita lebih di hadapanNya
selain ketakwaan. Padahal kita
menyedari bahawa tiap-tiap jiwa akan
merasakan mati, namun kita masih
bergulat terus dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan
hati sahabat-sahabat tercintaku yang
mulai mati, saat tiada getar ketika
asma Allah disebut, saat tiada sesal
ketika kebaikan berlalu begitu sahaja,
saat tiada rasa takut padaNya ketika
maksiat dilakukan, dan tiada merasa
berdosa ketika menzalimi diri sendiri
dan orang lain.

Akhirnya surat ini kutujukan untuk
jiwa yang masih memiliki cahaya
meskipun sedikit, jangan biarkan
cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan
cahaya itu hingga ia dapat menerangi
wajah-wajah di sekeliling, memberikan
keindahan Islam yang sesungguhnya
hanya dengan kekuatan dariNya "
Ya..Allah yang maha membolak-balikkan
hati, tetapkan hati ini pada agamaMU,
pada taat kepadaMu dan dakwah di
jalanMu "

Wallahualam bisshawab
View Image

Semoga dapat membangkitkan iman yang
sedang mati atau jalan di tempat,
berdiam diri tanpa ada sesuatu
amalanpun yang dapat dikerjakan.
Kembalikan semangat itu sahabat-
sahabat tercintaku.. ... Ada Allah dan
orang-orang beriman yang selalu
menemani di kala hati "lelah".


Senin, 20 Desember 2010

S.A.H.A.B.A.T




 






 



Arti Sahabat
Kalau ada pertanyaan tentang apa sih arti seorang sahabat, coba baca ini :

Kamu tau arti sahabat, apa berbedaanya dengan teman ?
Sahabat adalah orang yang paling dipercaya, yang bisa diajak cerita tentang masalah kita, yang ada di saat kita butuh atau bahkan saat kita tidak butuhpun sahabat ada disamping kita untuk menemani kita. Seorang sahabat sejati sulit sekali untuk kita cari atau kita jumpai, karena mencari sabat sejati itu memang bener-bener sangat sulit.

Teman adalah seseorang yang kita kenal dan seseorang yang bisa kita jumpai disaat tertentu atau tidak selamanya kita jumpai. Mencari teman itu mudah bahkan sangat mudah, kita cuma menemui orang yang tidak kita kenal, lalu mengajaknya kenalan, ketika sudah kenal maka ia sudah bisa kita anggap sebagai teman.

Sahabat adalah seseorang yang kalau kita lagi sedih ia bisa membuat kita tersenyum sementara ketika kita senang dia akan lebih senang dari kita. Yap, rasanya nggak terlalau berlebihan kalau keberadaan seorang sahabat emang sangat istimewa, Ia menjadi zat penting yang memberi warna dalam kehidupan kita. So, punya sahabat bukan lagi sebuah keharusan melainkan kebutuhan, pasti anda setuju bukan? Nah buat kamu yang sampai detik ini belum menemukan seseorang yang cocok intuk menjadikan sahabat, coba deh lebih keras lagi berusaha mencarinya. Punya sahabat itu ga ada ruginya, malah akan lebih banyak rezeki he…, sebab sekali lagi sahabat membuat hari-hari anda akan lebih hidup dan bermakna. Ga percaya, kalo gitu coba deh baca point-point berikut, dijamin kamu akan termotivasi untuk mencari sebanyak-banyaknya. Itu pun kalau kamu bisa menyimaknya bukan sekadang baca doang.

Sahabat itu teman curhat, ngga ada istialh stress ketika dirundung masalah, seberat apapun masalah itu kalau kita punya sahabat. Dalam hal ini sahabat bisa menjadi tempat berbagi cerita, teman curhat, yang nyaman. Kita bisa ngungkapin semua perasaan kita selain kepada keluarga (kalau jauh dari keluarga) atau pacar (sebaiknya jangan) yaitu kepada sahabat kita. Sahabat itu adalah dewa penolong. Butuh bantuan, butuh pertolongan kenapa engga lari ke sahabat. Siapa tau dia bisa bantu, bisa kasih solusi, atau paling tidak sekedar opini. Tapi bukan berarti setiap masalah harus lari ke sahabat, yang paling baik dan utama adalah dengan menyelesaikannya dengan sendiri, baru ke keluarga terus orang terdekat yaitu sahabat dan tidak lupa minta kepada yang di atas. Belajar mandiri ceritanya.

Sahabat itu orang yang yambung diajak ngobrol, enak diajak diskusi, teman berbincang yang menyenangkan dan semua itu akan tercapai manakala kamu bisa saling mengenal kepribadiannnya masing-masing (takut orangnya suka ngomongin rahasia orang, gawat men…), Sahabat itu orang yang dengan kelapangan hatinya bisa mengerti kita, dengan keterbukaan tangannya bisa menerima kita apa adanya, tanpa pernah berusaha mempengaruhi apalagi mengubah keadaan kita.

Sahabat itu cermin bagi diri kita, rujukan tempat kita mengekspresikan diri. Sahabat itu seperti tubuh, bila tubuh kita salah satu sakit, maka yang lain akan merasa sakit. Misalnya kalau kaki kita terantuk batu, pasti dengan mulut refleks akan bilang “aduh”, tangan langsung mengusap dan mengobatinya, tanpa diminta dan tanpa disuruh, begitu juga seorang sahabat dia akan punya kesadaran diri kalau sahabatnya sedang dalam kesulitan, dan itu dilakukan atas dasar keikhlasan bukan paksaan apalagi pamrih, ya seperti tubuh kita yang sakit tadi.

Kalau begitu, siapa sahabat kamu?

Hidayah itu ...






Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Hidayah, betapa mahalnya ia jika dibicarakan dalam rentang hidup anak manusia. Terlebih jika hidayah itu datang secara tiba-tiba, tanpa ada rencana dan tidak ada proses untuk mendapatkan yang direka. la begitu saja datang lalu tergetarlah episod hidup yang penuh dengan taburan cahaya.


Hidayah Allah SWT itu tidak diberikan kepada manusia berdasarkan kedudukan, keluarga, pangkat, dan harta mereka. Melainkan hidayah dan cahaya Allah itu diberikan kepada orang yang dikehendaki oleh-Nya dan berhak untuk menerimanya. Hidayah Allah dikerahkan bagi orang yang memang ingin mencarinya dan gemar untuk mendapatkannya.



Siapa saja yang ditunjukkan oleh Allah sebuah hidayah di dalam hatinya, kemudian dia berjuang dengan sungguh-sungguh di jalan Allah, dia rela Allah sebagai Tuhannya, dan menjadikan Allah sebagai tujuannya, maka keredhaan-Nya telah dipancarkan ke dalam matanya dan Allah memberikannya
suatu petunjuk.


Untuk mencapai hidayah itu bukan hanya dengan banyak beribadah, tetapi harus disertai dengan keimanan dalam hati. Bukanlah iman kalau hanya dengan menyendiri dan berangan-angan, tetapi iman adalah yang bersemayam di dalam hati dan direalisasikan dengan amal perbuatan. Kebanyakan orang yang ahli ibadah zaman sekarang ini salah persepsi ketika mereka mengira bahawa jalan untuk mencapai hidayah adalah dengan banyak beribadah. Sehingga, mereka mengada-adakan suatu ibadah yang tidak diajarkan oleh Allah dalam syari'atnya.



Sesungguhnya Allah mengetahui bahawa di dalam hatimu ada keinginan untuk
mendapatkan hidayah dan juga mengetahui apa yang tersembunyi di balik jiwamu bahawa kamu menginginkan-Nya. Kalau kamu bersungguh-sungguh mencari hidayah, pastilah Allah akan membukakan dan memberikan untukmu sesuatu yang tidak terlintas dalam hatimu. Janganlah di dalam kehidupan ini kamu kikir memberikan kemudahan, ilham, bimbingan, pemberian, cahaya dan keberkahan. Sesungguhnya Allah akan mendatangkan hidayah dari salah satunya.


Inilah keinginan yang besar dan keinginan yang sesungguhnya, yang tidak akan dapat ditandingi oleh keinginan untuk mendapatkan kemewahan dunia. Sesungguhnya, semua keinginan itu akan terlihat murah kalau dihadapkan dengan keinginan yang mulia untuk mendapatkan hidayah. Dan hanya orang-orang rugi yang tidak ingin menggenggamnya erat-erat setelah mendapatkannya.... FIKIRKANLAH!


View Image

Allah,

Sangat dekat dengan kita
bahkan lebih dekat dengan urat leher kita



Adakah kau mengerti
tiap desah nafas adalah kasih sayang-Nya



Dia telah memanggilmu,

menegurmu dengan sangat dekat
memberimu surat cinta untuk dibaca



Jika selangkah saja kau dekat pada-Nya
Dia akan mendekatimu seribu langkah....


Segala yang baik datang dari Allah dan yang buruk adalah akibat kejahilan saya sendiri.




~~ PadaMU ya ALLAH ~~



Ya Allah... ya Tuhan ku...
Demi Engkau ya Allah....
Aku seru Engkau...
Dimanakah lagi dapat kutemui cinta sejati.... kecuali pada cinta wajah Mu
Kemanakah lagi hati ini harus berlabuh.... kecuali pada kasih sayang Mu
Kemanakah lagi kan ku hadapkan diri ini.... kalau tidak didalam naungan belas kasehan Mu
Ya Allah.... ya Tuhan ku...
Aku seru Engkau....
Jadikanlah hati yang lemah ini..
Agar bertambah kukuh hanya pada-Mu
Jadikanlah hati yang lemah ini...
Agar bergantung hanya pada Mu
Jadikanlah hati yang lemah ini...
Penuh terukir cahaya nama Mu
Ya Allah....ya Tuhan ku...
Aku seru Engkau...
Dengarkanlah dan saksikanlah jeritan kata2 hati ku ini...
Aku mohon redha atas segenap keputusan-Mu
Aku mohon kekuatan diatas segala rahmat naungan Mu
Aku mohon keampunan sebanyak nafas yang berlalu
Aku mohon kesejukan setelah matiku...
kenikmatan memandang wajah-Mu
Dan kerinduan untuk berjumpa dengan-Mu
Ya Allah ... ya Tuhan ku...
Demi Engkau yang maha Agung lagi maha Mendengar!
Ampunilah diri yang lemah dan daif ini ...
Penuhilah kehinaan ini dengan keindahan maghfirah-Mu
Demi segal sifat kaseh sayang Mu.....Amin

Minggu, 19 Desember 2010

☆.★ “Sahaßat seJat!” ★.☆

 
Terdapat dua orang sahabat baik bernama John dan Andy. Mereka dari kecil telah bermain bersama, sekolah bersama, melakukan kenakalan bersama, pada dasarnya hampir segala sesuatu mereka lakukan secara bersama. Pada saat mereka memasuki umur remaja pecahlah perang dunia ke-2. Pemuda-pemudi yang tangguh diwajibkan untuk ikut wajib militer membela negaranya, tidak terkecuali John dan Andy. Mereka mendapat pangkat letnan dua dan ditugaskan di garis depan medan perang.
Pada suatu pagi berkabut hendak dilakukan serangan mendadak menuju tempat musuh dipimpin oleh kapten mereka. Pada saat mereka mengendap-endap menuju tempat musuh mentari pagi bersinar dengan cerahnya dan menghapus kabut yang menyelubungi mereka. Kontan musuh yang melihat mereka segera menembak dengan membabi- buta. Maka lari tunggang-langganglah mereka semua termasuk John dan Andy.
Sesampainya mereka semua dimarkas ternyata John tidak ada, maka dengan segera Andy meminta ijin pada kaptennya untuk kembali ke wilayah musuh mencari John. Namun sang kapten menolak sambil berkata,” Untuk apa kau kembali lagi kesana, mungkin dia sudah mati dan kaupun bakal tertembak musuh.” Namun Andy tidak menghiraukan perintah tersebut dan tetap kembali untuk mencari John.
Selang setengah jam kemudian Andy kembali dengan berlumuran darah sendirian. Sang kaptenpun marah besar,” Apa kubilang, John tidak kembali dan kaupun tertembak. Sungguh sia-sia” kata sang kapten. “Tidak sia-sia, karena aku mendengar kata-kata terakhirnya,” kata Andy. “Omong kosong,” kata sang kapten sambil berlalu.
Namun karena rasa ingin tahu sang kapten maka dia kembali lagi ke tempat Andy dan bertanya,” Memangnya apa yang dia katakan, sampai kau rela mempertaruhkan nyawamu?”. “Saya tahu kau pasti akan kembali mencariku,” itulah kata-kata terakhirnya dan dia mengatakannya sambil tersenyum dengan puas.
Memang tidak mudah untuk mencari sahabat sejati, karena kita tidak akan pernah bisa menebak isi hati dan pikiran orang lain. Bahkan seorang ibu pun tidak bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran anaknya walaupun dia yang melahirkan tubuh anaknya.
Sebaliknya teman begitu mudah untuk dicari namun hal itu tidaklah kekal. Mereka akan bersama Anda saat ada kepentingan dan di saat sedang ada kegembiraan, namun saat giliran duka sedang menaungi Anda mereka satu demi satu akan meninggalkan Anda. Disinilah kita bisa mengetahui siapa sahabat sejati Anda.
Namun sahabat janganlah Anda uji, karena dia telah memberi tempat khusus di hatinya untuk Anda, saat diuji maka Anda akan kehilangan tempat tersebut. Biarlah seleksi alam yang menentukan siapa sahabat sejati Anda, saat Anda sedang jatuh dia akan tetap bersama Anda, saat dia sedang kesulitan Anda akan menolongnya tanpa pamrih. Bila Anda telah menemukannya Anda harus menjaga berlian tersebut baik-baik karena Anda mungkin tidak akan menemukan berlian yang lain.
Saya sering mendengar dan membaca cerita bahwa persahabatan putus karena masalah uang dan cinta, dan saya sering tertawa setelah mendengar / melihatnya karena menurut saya itu adalah omong kosong. Seorang sahabat sejati tidak akan menukar hati sahabatnya dengan uang bahkan untuk wanita/pria sekalipun, bahkan bila mereka telah berkeluarga tetap akan saling kontak.
Tidak ada teori tetap yang bisa merumuskan seorang sahabat sejati untuk Anda, namun bila saatnya tiba Anda akan mengetahui dengan sendirinya. Seperti sebuah pepatah cina yang menyebutkan ‘bisa bertemu merupakan jodoh’.
Tentunya bukan dalam konteks cowo-cewe, bisa saja antar cowo maupun antar cewe dan belum tentu harus kawin dan saling menyukai, bisa saja seorang sahabat sejati justru adalah rival Anda, dia akan banyak bergesekan dengan Anda tapi hal tersebut justru membuat Anda makin sering bersua dengannya, berkompetisi sehingga saling memajukan, dan kembali ke ciri klasik bahwa dialah yang akan menolong Anda saat sedang jatuh walaupun terkadang rival Anda ini terlalu angkuh tuk mengakuinya.
Semoga Anda mampu menemukan sahabat sejatimu Ingatlah selalu bahwa sahabat sejati layak untuk diperjuangkan
 
View Image