. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . •❤•.❀.ƸӜƷ.❀.•❤• . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .
“Sur, … gimana kalau pada akhirnya kita tak dapat menyatu seperti yang kita impikan?” tanyaku pada Surya malam itu ditelpon.
Dah 8bulan kami kenal, meski samudra yang menjadi penghalang tapi hal itu tak menjadi penghalang benih benih rasa kasih menjadi cinta antara kami. Tepatnya awal february kami kenalan, lewat jejaring sosial fb kami saling tegur sapa.
yah .. “Tresno jalaran soko kulino” munkin itulah istilah yang tepat tuk kami, dari sekedar menyapa yang akhirnya jadi terbiasa kemudian berbuah cinta.
“Lus, percaya kita pasti bisa bersama nanti”
Lirih Surya terasa berat
“aku ingin akhir yang indah, bukan yang menyakitkan, aku ingin kau yang menjadi pendampingku nanti, kita berdoa tapi dibarengi usaha juga ya lus, aku butuh semangatmu”.
kata Surya menyemangatiku
Dan untuk membuktikan itu aku pun rela kembali ketanah air karna kebetulan kontrak kerjaku juga dah habis. Yah, selama 3 thun ini aku kerja di negaranya andy lau tuk belajar hidup mandiri. Dan alhamdulillah nasib baik berpihak kepadaku, aku mempunyai bos yang sangat baik, yang menghormatiku sebagai seorang muslimah dan aku juga punya banyak waktu tuk mendalami islam lewat internet dengan sering bertukar pikiran ato tanya sama yang udah ahlinya. termasuk Surya....
“… Ya Alloh ya Robbi … Dzat pemilik jiwa dan raga ini,
Hanya Engkau yang tau mana yang paling baik tuk hambaNya, dan hamba yakin apa yang tlah kou takdirkan untukku adalah yang terbaik untukku, maka berilah hamba ketabahan dan kesabaran untuk menghadapi ujian dari Mu.
Amiin … ” Itulah doa yang kupanjatkan diakhir sholat malamku. Dengan
Suara yang parau dan air mata yang meleleh dipipi tuk menuangkan galau dihati.
“Derrr … derrr … derrr”
Bergetar benda mungil kepunyaanku.
“halo assalamualaykum …”
“wa alaykumsalam, belum tidur Lus?”
Yang ternyata si Surya yang tengah malam telphon.
“Ada apa Sur tengah malam telpon ?”
“Lus, apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu tuk memilih pulang dan menikah dengan laki-laki pilihan orangtuamu?”
“insyaalloh,
Sur, ini memang berat untuk kita tapi kita bisa apa ?, kamu tau kan aku ingin jadi anak berbakti dengan menuhi segala keinginan orangtuaku”
“Tapi lus … ”
Selanya,
“Sur, kalau kita memang jodoh apapun yang terjadi dan dimanapun kita pasti bisa bersatu. Alloh tidak tidur dan Dia Maha Mengetahui, jadi pasrahkanlah semuanya kepadaNya, aku yakin kamu bisa Sur”
“Ya … semoga,
Hanya doa yang bisa merubah takdir.
Terus besuk kamu jadi terbang lus ?”
“Hu um … ”
Jawab ku tanpa semangat.
“Hati-hati ya lus,
Semoga selamat sampe tujuan dan apapun yang terjadi nanti kamu harus ngabarin aku,
Meski itu hal terburuk sekalipun”
“Dah malem,
Aku pamit dulu ya Lus, met istirahat aja. Assalamualaykum”
“Kamu juga, wa alaykumsalam”
Klik … telpon pun berakhir dan itupun telpon yang terakhir buat kami,
“Ya Alloh, kuatkan hambaMu ini”
“Nduk, kamu dah mantabkan tuk menikah ma si wahyu ?”
Tanya bapak disore itu.
“insyaalloh pak, yang terpenting ibu ma bapak seneng, Lusy juga ikut seneng”
...“Pak lek, udah jam 9 kok dari pihak wahyu belum dateng ya?
Padahal setengah jam lagi acara akad nikahnya dimulai ?”
“Munkin dijalan macet, coba kamu telpon lagi !!”
Titit … titit … titit … ada sms masuk dari Surya. “Lus, aku dah nyampe SD Sejahtera ne, rumah kamu yang cat nya hijau itu ya ??, dah keliatan ini kayaknya 2 menit nyampe. Acaranya belum dimulaikan ??”
“Ya dah entar kamu langsung masuk aja ya,
Jangan lupa entar salaman ma bapak.”
Kring … kring … telpon rumah berdering.
“ya … bentar ya saya panggil bapak dulu” jawab kakakku Dina yang ternyata pak jastro bapaknya Wahyu yang telpon.
Suara ka dina lirih manggil bapak karna... takut didengar para tamu undangan lainnya.
“Ya, ni saya pak waluyo,
Kok nyampe jam segini dari pihak bapak lum dateng ya?
Acaranya bentar lagi dimulai ni pak, para tamu undangan juga sudah pada hadir”
Pertanyaan bapak bertubi tubi tanpa ngasih kesempatan menjawab yang disebrang sana.
“astagfirulloh hall adziim … ya dah pak jika memang gitu kenyataannya”
Kecewa, sedih, bingung dan tak henti hentinya bibir bapak istigfar …
Itulah yang terlihat dari bapak setelah menaruh gagang telpon.
“Pak, ne ada Surya beserta keluarga ingin silaturrahmi sekalian ingin mengucapkan selamat tuk lusy”
Kata ka Dina memperkenalkan Surya yang kebetulan baru nyampe rumah.
“Oh ya … silahkan duduk,
Ne nak Surya temennya lusy dulu itu. Boleh kita bicara berdua bentar ?,
“ha … oh iya”
Jawab Surya sedikit gugup dengan ajakan bapak
Wahyu udah dateng? ”
Tanyaku kebapak
“eh Sur kamu dah nyampe ya?”
Sapaanku ma Sur yang lagi berjalan dibelakang bapak mendekat.
...“Mohon perhatiannya sebentar untuk para bapak dan ibu karna acaranya bentar lagi dimulai” Hening seketika didalam ruangan dengan penuh pertanyaan dikepala termasuk aku.
“Ini Surya yang akan menjadi mempelai laki-lakinya”
Lanjut bapak lagi.
“Allohhu Akbar …”
Takbir terucap dari bibirku menyusul kemudian ucapan yang sama dari bibir Surya.
“Pak, Lusy gak salah dengarkan??
Lusy gak lagi mimpikan pak?”
Tanya ku dengan terbata dan mata berkaca seolah gak percaya dengan apa yang bapak ucapkan barusan.
“Bukankah ini memang mimpimu nak?? “
"Pak penghulu acaranya bisa dimulai sekarangkan?”
Lanjut bapak yg terasa nyaring ditelingaku,
Acarapun dimulai ...
“ßersyukurlah nak … bersyukurlah, Alloh pun tak ...membiarkan dirimu dimiliki si Wahyu itu dan mengutus Surya tuk menjadi pengantin laki-lakimu hari ini.”
Batin pak waluyo dalam hati.
"Alhamdulillah ya Alloh"
berderai air mata ini mencium tangan suamiku .. cintaku yang tlah halal bagiku ..
"semua pasti indah pada waktunya"
. . . . . . . . . . . . . . . •❤•.❀.ƸӜƷ.❀.•❤• . . . . . . . . . . . . . . . .
"L n S"
0 komentar:
Posting Komentar